Tradisi ini berlangsung di Dusun Blimbing, Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul di Balai, Selasa (20/11/2018). Panitia acara Gumbregan, Heri Nugroho mengatakan, bahwa radisi tersebut digelar sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan karena telah diberi hasil bumi yang melimpah.
Hasil bumi berupa makanan tersebut ditata hingga menyerupai gunungan. Setelah membentuk gunungan, para sesepuh akan melaksanakan doa bersama dan gunungan tersebut nantinya akan dirayah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanan itu berasal dari warga setempat, makanannya antara lain ketela, kacang dan ketupat. Usai (Gunungan) dirayah warga, makanan itu diberikan warga ke hewan ternaknya agar sehat dan bisa beranakpinak," katanya saat ditemui di Balai Dusun Blimbing, Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul, Selasa (20/11/2018).
Heri menjelaskan makanan tersebut diberikan kepada hewan ternak milik warga karena hewan tersebut turut andil dalam kegiatan bercocok tanam atau membantu mengolah ladang para petani.
![]() |
Triyono, salah seorang warga setempat sekaligus penjual hewan ternak mengaku ikut serta merayah gunungan hasil bumi berupa makanan tersebut untuk diberikan kepada hewan ternaknya.
"Ya karena kami percaya kalau ketupat bisa membawa rezeki, baik kepada kami dan hewan ternak agar sehat dan berkembangbiak secara baik," ujarnya.
![]() |
Dalam tradisi ini, lanjut Triyono, tak hanya meliatkan hewan ternak tapi juga peralatan pertanian juga dihadirkan agar menghasilkan hasil bumi yang maksimal.
"Intinya tradisi ini sebagai wujud syukur kami kepada Tuhan karena hasil bumi melimpah dan hewan ternak kami sehat," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini