Puncak acara peringatan hari lahir Nabi Muhammad ini diawali dengan kembalinya dua pasang gamelan dari Masjid Agung ke dalam Keraton Kasunanan Surakarta. Gamelan ini terus ditabuh sejak 13 November 2018 hingga kemarin.
Kemudian prosesi dilanjutkan dengan keluarnya dua pasang gunungan yang dibawa dari keraton menuju halaman masjid. Satu pasang gunungan terdiri dari gunungan jaler dan gunungan estri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum dibagikan, gunungan didoakan terlebih dahulu oleh para ulama. Gunungan seharusnya dibagi setelah doa selesai. Akan tetapi gunungan sudah jadi rebutan saat ulama mengawali doa.
Baca juga: Suasana Peringatan Maulid Nabi di Monas |
Tak sampai 10 menit, makanan yang ada pada gunungan sudah ludes jadi rebutan. Tak ingin pulang dengan tangan kosong, pengunjung yang tidak mendapatkan makanan nekat mengambil bambu atau apapun yang menjadi kerangka gunungan.
![]() |
Suyadi, warga Nganjuk, sengaja ke Solo sejak kemarin untuk mengikuti prosesi ini. Beruntung dia berhasil mendapatkan rengginang dan bambu saat berebut gunungan estri.
"Tidak setiap tahun ke sini. Sejak kemarin nginep di rumah saudara untuk ikut rebutan ini. Alhamdulillah dapat rengginang sama bambu-bambu ini," katanya.
![]() |
Menurutnya, setiap bagian dari gunungan merupakan berkah dari Tuhan. Terlebih gunungan digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.
"Percaya enggak percaya, dulu saya dapat bambu dari sini, saya tancapkan di rumah, alhamdulillah jadi tenteram. Selain itu, semoga dengan ini kita semua mendapatkan syafaat Nabi Muhammad karena ini untuk memperingati hari lahirnya," ujar dia. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini