"Yang mengherankan setelah memotong kelaminnya sendiri, tidak ada terlihat rasa penyesalan dari dalam dirinya," ungkap Kepala Rutan Enrekang, Tubagus M Chaidir saat berbincang dengan detikcom, Senin (19/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia alumni mahasiswa di Makassar dan dia mengajar sebagai seorang guru di kampungnya di Enrekang," kata
Namun, permintaan Tubagus itu ditolak oleh IS karena merasa kurang percaya diri. Malah setelah beberapa waktu pertemuan keduanya, terjadilah aksi pemotongan kelamin oleh IS.
Menurutnya, keinginan masuk surga adalah alasan IS sehingga nekat melakukan hal tersebut.
"Setelah ketahuan itu potongan kelamin dia. Dia bilang alasannya bahwa dia telah melakukan perintah Tuhan dan untuk masuk surga," kata dia.
Setelah mendapatkan pengakuan dari IS, Tubagus pun segera memanggil dokter untuk memberikan perawatan terhadap IS. Dikatakannya, selama 3 minggu berada di rutan Enrekang, perilaku IS sangatlah baik dan wajar.
"Saya suruh bawa ke klinik. Dari pemeriksaan perawat di sana dia harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Hingga saat ini dia masih di rumah sakit," ungkapnya.
Menariknya, selama menjalani perawatan di rumah sakit, IS sering juga memberikan ceramah kepada orang yang menjenguknya, termasuk kepada para petugas.
(fiq/rvk)