Ada juga rute yang bisa dilalui sepeda motor, namun harus melintas masuk daerah Kabupaten Banjarnegara. Sampai dusun Sibiting (Banjarnegara) menuju ke lokasi harus melewati jalan tatanan batu (makadam) yang cukup terjal. Akses jalan kendaraan ke dusun ini memang lebih dekat ke Banjarnegara, dari pada ke Batang.
Menurut Solihin, warga Sigandul, akibat penghilangan kampungnya sejak 2004, pembangunan apapun belum masuk dan dirasakan warga. "Jalan desa (makadam) ini yang buat warga sendiri. Sekolah yang dulu pernah ada sekarang sudah tidak ada," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada sekolah, prasarana jalan maupun layanan kesehatan, membuat dusun ini semakin terkucil. Aliran listrik mereka dapat dari menyalurkan listrik dari desa terdekat di daerah Banjarnegara dengan kabel penyalur ratusan meter. Tentu saja hanya bisa digunakan untuk penerangan seadanya.
![]() |
Pendidikan anak-anak di dusun setempat, terpaksa harus menyebrang ke SDN 03 Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Itulah SD terdekat dan bisa dijangkau menggunakan motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk medan terjal dan sulit.
"Kalau sekolah Desa Mojotengah, anak-anak harus jalan kaki 10 kilometer menyeberang hutan. Kalau di SD Kepakisan kita antar jemput pakai motor," katanya.
"Saya sekolah di SD tiga Kepakisan. Berangkat saat ini diantar pakai motor jam enam sampai sekolah jam tujuh kurang. Dulunya jalan kaki," kata Akhmad Muksin, salah bocah Dusun Sigandul yang kini duduk di kelas 5 SD.
![]() |
Selanjutnya, para orang tua di Sigandul memeruskan yang dilakukan para mahasiswa itu. Tidak ada TK maupun PAUD, anak-anak Sigandul diberi pembelajaran sendiri oleh orang tua soal baca-tulis maupun berhitung, guna mempersiapkan diri ikuti tes masuk sekolah dasar. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini