Safari PDIP di Bekasi, Hasto Singgung Rambut 'Petai' Sandi

Safari PDIP di Bekasi, Hasto Singgung Rambut 'Petai' Sandi

Faiq Hidayat - detikNews
Sabtu, 17 Nov 2018 16:59 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: dok. TKN Jokowi-Ma'ruf Amin)
Bekasi - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyindir cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, yang membeli petai di Sukamelang, Subang. Menurut dia, petai yang dibeli seharusnya dimakan dan dimasak, bukan untuk tutup kepala.

Awalnya, Hasto menyampaikan perintah harian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dan PDIP di Pemilu 2019. Perintah itu harus dilakukan setiap hari turun ke masyarakat hingga pasar.

"Tugas kita, perintah harian jalankan setiap hari jalan ke pasar. Kalau datang ke pasar, jangan bikin perilaku aneh-aneh. Namanya petai dimakan dan dimasak, bukan tutup kepala, Saudara-saudara sekalian. Seorang laki-laki banyak mencari perhatian. Kita harus melihat secara psikologis bagaimana," ujar Hasto saat acara rangkaian Safari Kebangsaan di kantor DPC PDIP Kabupaten Bekasi, Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang Pusat, Sabtu (17/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti diketahui, 'petai di rambut' merupakan salah satu aksi yang dilakukan Sandiaga ketika berkampanye di Pasar Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Minggu (14/10). Saat itu, Sandi meletakkan petai di bahu dan kepalanya di depan warga dan pedagang.

Di sisi lain, Hasto menyebut tidak pernah ada parpol yang memenangi pemilu secara berturut-turut. Saat ini, katanya, PDIP memiliki peluang mencetak sejarah itu.

"Dengan perintah harian ini, sangat jelas kita tidak boleh ragu-ragu lagi. Ini adalah golden momentum kita, kesempatan kita untuk membuat sejarah kepartaian," kata Hasto.


Selain itu, menurut Hasto, memenangi Pileg dan Pilpres 2019 secara bersamaan menjadi penting karena pembangunan ke depan akan lebih masif dan efektif. Misalnya, seperti pengalaman di Pilpres 2014, saat Jokowi-JK menang.

Sayangnya, suara parpol pengusung saat itu tak mayoritas di Parlemen sehingga Jokowi butuh satu setengah tahun dari pemerintahannya untuk melakukan konsolidasi politik.

"Dengan pemerintahan yang kuat, maka efektivitas pembangunan, efektivitas pemerintahan, kecepatan dalam pembangunan akan berlangsung jauh lebih hebat, lebih hebat, dari empat tahun yang dilakukan Pak Jokowi saat ini," pungkas Hasto. (fai/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads