Kesimpulan CIA ini berlawanan dengan klaim pemerintah Saudi bahwa MBS tidak terlibat dalam pembunuhan brutal itu. Kesimpulan CIA ini merupakan yang paling definitif sejauh ini yang mengaitkan MBS dengan operasi pembunuhan Khashoggi, dan menyulitkan upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menjaga hubungannya dengan Saudi, sekutu dekatnya.
Menurut media Washington Post yang mengutip pejabat-pejabat AS yang familiar dengan kesimpulan CIA ini, dalam mencapai kesimpulan ini, CIA memeriksa sejumlah sumber, termasuk panggilan telepon antara Pangeran Khalid bin Salman, kakak MBS yang menjabat Duta Besar Saudi untuk AS, dengan Khashoggi. Khalid mengatakan kepada Khashoggi agar dia datang ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan berkas-berkas yang diperlukannya untuk pernikahannya dengan sang tunangan dan menjamin hal itu aman dilakukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jelas apakah Khalid tahu bahwa Khashoggi akan dibunuh, namun dia disuruh MBS untuk menelepon Khashoggi. Demikian disampaikan orang-orang yang familiar dengan panggilan telepon yang disadap oleh intelijen AS tersebut.
Khalid sendiri telah membantah soal telepon tersebut dan meminta pemerintah AS untuk menunjukkan bukti.
Juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, Fatimah Baeshen, mengatakan, Khalid dan Khashoggi tak pernah membahas "apapun terkait pergi ke Turki". Dikatakannya, klaim yang disampaikan dalam kesimpulan CIA tersebut adalah palsu.
Media Washington Post menuliskan bahwa CIA menemukan bahwa 15 agen Saudi yang dikirim ke Istanbul untuk membunuh Khashoggi, terbang menggunakan pesawat pemerintah.
Menurut Washington Post, kesimpulan CIA mengenai peran MBS juga didasarkan pada penilaian CIA mengenai MBS sebagai penguasa de facto Saudi yang mengawasi semua hal, bahkan urusan kecil sekalipun di Saudi.
"Pemahaman yang bisa diterima adalah bahwa tak mungkin ini terjadi tanpa dia (MBS) tahu atau terlibat," kata seorang pejabat AS yang familiar dengan kesimpulan CIA ini seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (17/11/2018).
Pejabat AS tersebut mengatakan, CIA memandang MBS sebagai "teknokrat yang baik" namun arogan dan mudah berubah, seseorang yang "mulai dari nol hingga 60, tampaknya tidak memahami bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat Anda lakukan".
Para analis CIA meyakini bahwa kekuasaan MBS sangat kuat dan tidak akan kehilangan statusnya sebagai Putra Mahkota meskipun adanya skandal Khashoggi ini. "Kesepakatan umumnya adalah dia kemungkinan akan bertahan," kata pejabat AS tersebut.
Juru bicara CIA menolak berkomentar mengenai laporan ini.
Simak video 'CIA: Putra Mahkota Dalang Pembunuhan Khashoggi, Bagaimana Bisa?':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini