"Di mana one man show-nya? Capresnya (memang dari) Gerindra, cawapres kan nggak Gerindra. Ketua timses kan disepakati bersama. Keputusan juga melibatkan semua partai. Juru bicara semua kebagian. Nggak ada yang semua Gerindra, kok," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi, Sabtu (17/11/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerindra bersama Partai Demokrat, PAN, dan PKS mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Prabowo merupakan Ketum Partai Gerindra, sementara Sandiaga kini independen, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Posisi Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) atau timses Prabowo-Sandi dijabat kader Gerindra, Djoko Santoso. Bagi Andre, Gerindra tidak menerapkan one man show dan dia menegaskan bahwa koalisi Prabowo-Sandi tetap solid.
"Nggak juga, ya. Coba lihat, kalau kita mau jujur ya, nggak ada yang ribut di koalisi ini, kalau kita mau jujur ya. Bagaimana solidnya koalisi ini. Nggak ada ributlah. Yang lain solid kok yang bekerja. Contoh, Prabowo keliling saja selalu didampingi petinggi partai. Bang Sandi, kalau hari ini berangkat sama Gerindra, besok lagi sama PAN, besok lagi sama PKS, besok lagi sama relawan, ganti-gantian. Jadi koalisi itu solid," beber Andre.
"Bang Sandi, beliau independen, nggak punya partai dia banyak didampingi," sebut jubir BPN Prabowo-Sandi itu menegaskan.
Riak-riak kegaduhan dalam kubu Prabowo Subianto mulai tampak saat Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjawab janji kampanye yang disinggung Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Kegaduhan ini dinilai karena posisi Gerindra yang terkesan one man show di koalisi.
"Ini efek one man show-nya Gerindra, ketika posisi-posisi strategis alat pemenangan pemilu disapu bersih, saat itu juga Gerindra tidak memiliki bargain position untuk memaksa teman-teman koalisi," sebut Adi, Jumat (16/11). (gbr/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini