"Saya akan perintahkan warek-warek saya untuk segera telusuri berita ini," kata Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Mahmud via pesan singkat, Minggu (15/11/2018).
Mahmud mengaku berupaya mengumpulkan bukti-bukti mengenai perlakuan menyimpang oknum dosen berinisial T tersebut. Nantinya, pihak rektorat juga akan memanggil sang dosen di Fakultas Dakwah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelecehan yang dilakukan T berlangsung beberapa tahun terakhir dan menyasar sejumlah mahasiswi. Kebanyakan menimpa mahasiswi yang tengah bimbingan skripsi kepadanya.
Seperti yang dialami salah seorang alumni UIN berinisial BB. Dia mendapat perlakuan tidak menyenangkan baik secara verbal maupun kontak fisik. Peristiwa itu terjadi sepanjang tahun 2016 - 2017.
BB pernah diajak bertemu di luar kampus dengan alasan membahas skripsi. Namun, bukannya bimbingan skripsi, BB malah hanya diajak makan, nonton bahkan menginap di hotel. Namun, upaya T mengajak BB nonton dan menginap di hotel gagal.
"Selama perjalanan malam itu ketemu, dia (dosen) 10 kali mencoba memegang tubuh saya," ungkap dia.
Aksi tak pantas T tidak hanya berlangsung ketika BB masih berstatus mahasisiwi. Pada tahun 2017 saat BB sudah lulus, T masih mencoba menghubungi dengan berbagai modus. Bahkan mengirimkan foto tidak senonoh.
"Dia sempat kirim foto lagi di mobil. Yaudah saya kirim foto selfi. Lalu dia nanya mana foto yang bawahnya, saya bingung. Terus iseng aja temen yang balesin chatnya dia, nyuruh dia kirim foto duluan. Saya kaget dia ngirim foto vulgar," ujar BB.
Korban lainnya seorang alumni benisial SS juga merasakan perlakuan tak biasa dari T yang tak lain dosen pembimbing skripsinya. T sering sekali menghubungi menanyakan hal-hal di luar skripsi dan mengjaknya jalan-jalan.
Namun, permintaan T tidak pernah digubris. Selama bimbingan skripsi, T juga lebih banyak mengajak SS membahas hal-hal yang bersifat pribadi. Hal itu membuanya bertanya-tanya mengenai sikap sang dosen.
"Kadang malam chating nanya udah tidur atau belum, gak aku gubris. Sering banget chating ngajak jalan-jalan, cuma gak aku respon juga," ungkap alumni KPI ini.
Singkat cerita, SS juga mengalami pelecehan ketika tangannya tiba-tiba dicium oleh T. Padahal saat itu, SS berniat untuk hormat dengan menyalami dosen pembimbingnya tersebut.
"Jadi pas salam tangan aku dia tarik, dia cium tangan aku pake bibirnya," tutur mahasiswi yang lulus tahun 2018 ini.
(mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini