Sebab dilihat dari lokasi kejadian, di Dusun Krajan Timur RT 04 RW 01 Desa/Kecamatan Asembagus, polisi menduga pelaku cukup paham wilayah tersebut. Sehingga dimungkinkan ibu yang tega berbuat keji terhadap bayinya sendiri itu bukanlah orang jauh atau luar kabupaten.
"Kami langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus pembuangan bayi ini. Tadi kami sudah berkoordinasi dengan para kepala desa dan bidan. Paling tidak membantu mengecek barang kali ada warganya yang baru melahirkan," kata Kapolsek Asembagus, AKP H Sugiono kepada detikcom, Kamis (15/11/2018).
Polisi curiga pelaku pembuangan bayi cukup paham dengan wilayah tersebut. Sebab, lokasi tempat sampah dimana bayi laki-laki itu dibuang, cukup tersembunyi dari jalan raya pantura setempat. Tempat sampah itu berada di tepi jalanan kecil atau jalan alternatif, tepat di belakang pemukiman warga, yang jaraknya sekitar 300 meter dari arah jalan raya pantura Situbondo.
"TKP pembuangan bayi itu ada di tepi jalan kecil, di belakang rumah Kades Maimunah. Kalau orang jauh seperti luar kabupaten, rasanya tidak mungkin sampai ke jalan itu," tandas mantan Kanit Laka Satlantas Polres Situbondo itu.
Kuat dugaan, bayi laki-laki tak berdosa itu sengaja dibuang ibunya sendiri, tak lama setelah dilahirkan. Bisa jadi, bayi itu tidak dikehendaki karena hasil dari hubungan gelap. Semua kemungkinan itu kini sedang didalami pihak kepolisian.
"Kami berusaha ekstra mengungkap kasus ini. Doakan saja mudah-mudahan kami segera mendapatkan titik terang," papar Sugiono.
Sesosok bayi laki-laki ditemukan warga di tempat sampah. Saat ditemukan, bayi yang masih lengkap dengan ari-arinya itu konon dibalut dengan kain gerita, popok, kaos bayi dan kain bayi (gedong).
Bercak darah bekas baru dilahirkan juga masih melekat di tubuh bayi malang dan kain yang membalutnya tersebut. Tak heran, saat ditemukan warga tubuh bayi malang itu banyak dikerubuti semut. Namun begitu, kondisi bayi laki-laki itu masih hidup. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini