"Saya kira memang kiai Ma'ruf tidak layak untuk dilaporkan atau diprotes oleh sebagain teman-teman dari difabel," ujar Wakil Ketua TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, saat dihubungi, Rabu (14/11/2018).
Karding mengatakan kalimat 'budek-buta' yang diucapkan Ma'ruf sengaja dibuat untuk kepentingan politik oleh pihak lawan. Dia berharap Forum Tunanetra tidak terpengaruh oleh hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutanya, Ma'ruf tidak berniat menyinggung perasaan kaum difabel. Karding mengatakan kalimat tersebut digunakan Ma'ruf sebagai kiasan untuk orang-orang yang tidak mengakui hasil kerja Jokowi.
"Karena memang nyata bahwa kiai Ma'ruf tidak ada maksud untuk itu, nggak ada sama sekali. Itu bahasa kiasan yang menunjukan bahwa ini ada orang-orang yang nggak mau mengakui dan obyektif, serta jujur terhadap hasil-hasil pembangunan yang dilakukan pak Jokowi selama 4 tahun," kata Karding.
"Maksud kiai Ma'ruf baik bahwa warga masyrakat dianggap untuk obyektif. Kira-kira beginilah kalau bahasa Al Quran itu, jangan sampai kebencaianmu terahadap seseorang menghilangkan prilaku adilmu terahadap dirinya, jadi kita harus obyektif kita hatrus jujur kita harus apa adanya," sambungnya.
Forum Tunanetra Menggugat mengultimatum cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin terkait ucapan 'budek-buta'. Ma'ruf menolak minta maaf karena merasa tak mengarahkan ucapannya ke persoalan fisik.
Penggerak Forum Tunanetra Menggugat Suhendar mengatakan tidak bisa memaksakan adanya permintaan maaf dari Ma'ruf Amin. Namun dia menegaskan diksi 'budek-buta' yang digunakan Ma'ruf Amin menyinggung perasaan kaum difabel.
"Banyak diksi lain yang bisa digunakan. Ada kata yang lebih menyejukkan kan. Kenapa tidak menggunakan kata tidak melihat atau tidak mendengar. Diksi ini yang menyinggung kaum difabel," kata Suhendar kepada wartawan, Rabu (14/11/2018).
Suhendar mengatakan Ma'ruf masih punya tiga hari untuk meminta maaf sejak penyataan sikap Forum Tunanetra Menggugat, Senin (12/11) lalu. Bila tidak ada pemintaan maaf, dia menegaskan akan melaporkan Ma'ruf Amin kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komnas HAM.
Saksikan juga video 'Soal Diksi Budek-Buta Ma'ruf Amin, Akankah Minta Maaf?':
(dwia/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini