"Berkaitan dengan banyaknya aduan ya kami ini kan, pasangan calon kami ini Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf yang sudah biasa difitnah. Dengan demikian adu mengadu itu sebenarnya bukan tradisi kami karena kami punya banyak hal-hal positif yang kami kedepankan," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
Hasto menyebut kualitas aduan terhadap kubu Jokowi perlu dipertanyakan. Ia menegaskan pihaknya memiliki karakter bekerja dan memaafkan, bukan karakter menyerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hasto, Timses Jokowi menggunakan instrumen hukum sebagai panduan untuk tertib hukum dan menggambarkan kampanye yang positif, sementara Kubu Prabowo disebutnya menggunakan instrumen hukum untuk melakukan serangan-serangan.
"Kalau kita mau ngikutin pola mereka, sudah begitu banyak aduan-aduan yang kami lakukan. Jadi tolok ukurnya itu bukan menang-menang aduan, tapi menang-menangan dukungan suara rakyat," tegasnya.
Sebelumnya, Bawaslu telah menerima sejumlah laporan dugaan pelanggaran Pemilu 2019. Tercatat, hingga Selasa (13/11) sebanyak 17 laporan diterima Bawaslu terkait pilpres.
Berdasarkan data rekapitulasi temuan/laporan dan koreksi di Bawaslu RI pada 2018, dari Oktober sampai November terdapat 17 laporan dugaan pelanggaran terkait pilpres.
Dari 17 laporan tersebut, 7 laporan untuk paslon 01 dan 6 laporan untuk paslon 02. Sedangkan laporan yang sudah diputus sebanyak 8 laporan.
Saksikan juga video 'Sandiaga Penyumbang Terbesar Dana Kampanye Prabowo-Sandi':
(rna/rna)