Melansir AFP, Selasa (13/11/2018), dugaan penyembunyian itu berdasarkan hasil sebuah penelitian baru yang dirilis pada Senin (12/11). Hasil penelitian seolah menjadi memunculkan keraguan terhadap kebijakan luar negeri Trump.
Trump kerap memuji pertemuannya dengan pemimpin Korut Kim Jong Un benar-benar telah membuka jalan denuklirisasi di semenanjung Korea. Trump yakin pertemuan di Singapura kira-kira 4 bulan lalu itu akan mengakhiri ketegangan antara dua Korea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja hasil penelitian para peneliti dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington mengungkap hal lain. Disebutkan ada 13 pangkalan rudal yang disembunyikan oleh pemerintah Korut dengan ada 20 rudal di dalamnya.
"Ini tidak seperti bahwa pangkalan-pangkalan itu telah dibekukan. Penelitian masih terus berlanjut," ujar pimpinan CSIS untuk program Korut, Victor Cha.
Sebelumnya, Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer gabungan setelah sebelumnya ditangguhkan. Latihan bersama ini disebut-sebut sebagai efek gantungnya pertemuan di Singapura.
Pertemuan yang dimaksud adalah antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un pada Juni 2018 lalu. Kala itu, ditandantangi pernyataan bersama AS-Korut yang menyepakati denuklirisasi, namun hingga kini perkembangannya sangat kecil.
Digelarnya kembali latihan militer gabungan AS-Korsel ini diumumkan beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu orang nomor dua Korut, Kim Yong-Chol, di New York pekan depan. Pertemuan dilaporkan akan membahas denuklirisasi Semenanjung Korea dan rencana pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong-Un. (rna/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini