"Plastik itu dibuka, lalu didekatkan hidung lalu dihirup dengan cara bergantian. Mereka melakukannya di dalam balai RT di lantai dua," kata Kanit Reskrim Polsek Tenggilis Mejoyo AKP Puguh kepada detikcom, Senin (12/11/2018).
Puguh mengatakan 10 anak itu sempat disuruh mempraktikkan bagaimana cara ngelem. "Lem tersebut dipindahkan ke dalam kantong plastik berukuran kurang lebih 1/2 liter. Kemudian plastiknya dibuka dan mereka hirup aromanya," ungkap Puguh.
Satu kantung plastik yang berisikan lem tersebut bisa digunakan secara bergiliran." Satu kantung plastik bisa digunakan bergantian," ujar Puguh.
Ada satu lagi alasan anak-anak itu ngelem. Selain murah, mereka ngelem hingga teler sebagai pengganti mabuk minuman keras (miras). Bila mabuk miras mereka tak mampu karena harganya yang relatif mahal bagi mereka. Selain itu mabuk meninggalkan bekas berupa bau. Jika ngelem, tak ada bekas yang bisa membuat orang tua curiga.
Selain sempat mengamankan anak-anak yang nge-fly usai ngelem, polisi juga mengamankan puluhan barang bukti berupa kantong plastik dan bungkus lem .
"Waktu itu banyak yang kami temukan. Puluhan lebih. Bekasnya ada yang mereka selipkan di ruangan balai RT yang berada diatas (lantai 2)," tandas Puguh. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini