Namanya Bagas Rama Adistha, siswa Kelas X SMK Negeri 2 Bojonegoro. Pada tanggal 6 November 2018 silam, Bagas menulis surat izin tidak masuk sekolah pada secarik kertas. Surat ini kemudian dibubuhi tanda tangan sang ibu, Nunik.
Di dalam kertas itu, Nunik menjelaskan bahwa remaja berusia 16 tahun itu tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah pada tanggal yang tertera dalam surat, yaitu hari Selasa, 6 November 2018 karena adanya Operasi Zebra Semeru yang digelar di Jalan Raya Jetak-Bojonegoro.
Setelah itu, kakak Bagas yang mengantarkan surat tersebut kepada pihak sekolah.
Tak disangka, surat yang ditulis Bagas viral di media sosial. Padahal awalnya surat ini hanya viral di kalangan internal sekolah saja, namun lama-kelamaan justru menjadi bahan perbincangan luas di masyarakat.
"Sebenarnya anak saya yang buat suratnya. Saya hanya tanda tangan. Tidak menyangka malah sekarang ramai dan pak polisi sampai silaturahmi ke rumah," tutur Nunik kepada detikcom, Jumat (9/11/2018).
Ditambahkan Nunik, Bagas memang difasilitasi sepeda motor oleh orang tuanya untuk sekolah karena jarak rumahnya yang jauh. Bagas merupakan warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu yang berjarak sekitar 15 km dari sekolahnya.
"Biasanya Bagas boncengan sama temannya," imbuhnya.
![]() |
Viralnya surat izin tidak masuk Bagas, Polantas Polres Bojonegoro akhirnya turun tangan untuk memberikan edukasi kepada pihak keluarga siswa maupun sekolah.
"Kami bersama tim hari ini silaturahmi ke pihak keluarga dan sekolah, menerangkan jika tidak ada alasan untuk tetap mengendarai motor saat pergi sekolah karena belum waktunya," tutur Kasatlantas Polres Bojonegoro AKP Aristianto secara terpisah.
Aris menegaskan selain karena para pelajar dianggap belum cukup umur untuk mengendarai sepeda motor, polisi sengaja melarang mereka membawa sepeda motor ke sekolah karena rasa sayang kepada anak-anak.
"Kan ada kendaraan umum serta Satlantas ada program Cah Jos di mana ada mobil standby di terminal yang bisa mengantarkan siswa yang turun dari angkutan umum untuk diantar menuju sekolah," tambah Aris.
Di samping itu, Aris juga berharap ke depannya Pemkab Bojonegoro juga menyediakan bus sekolah untuk memfasilitasi anak-anak yang berdomisili jauh dari sekolah seperti Bagas.
Sementara itu, pihak sekolah SMK Negeri Bojonegoro berterima kasih telah diberi solusi dan penjelasan dari pihak Polantas. Diakui Wakil Kepala Sekolah, Totok, meski jarang ada siswa yang sampai tak masuk sekolah karena ada razia, ia berharap tak ada kejadian yang sama di masa depan.
"Kita berharap ke depan tidak ada lagi siswa izin karena ada operasi kendaraan," tandas Totok. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini