Kunjungi PLTU Jepang, Ganjar Buktikan PLTU Batang Ramah Lingkungan

Kunjungi PLTU Jepang, Ganjar Buktikan PLTU Batang Ramah Lingkungan

Tia Reisha - detikNews
Kamis, 08 Nov 2018 19:05 WIB
Gubernur Jateng Kunjungi PLTU di Jepang/Foto: Dok Pemprov Jateng
Jakarta - PLTU Batang menjadi kontroversi karena dikhawatirkan pembakaran batu bara dapat merusak lingkungan. Padahal kenyataannya, teknologi Ultra Super Critical (USC) yang dikembangkan J-Power berhasil membuat cerobong pembakaran tanpa asap dan mengurangi emisi karbon hingga 90%.

Canggihnya teknologi USC disaksikan sendiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Orang nomor satu di Jateng itu mengunjungi PLTU Isogo di Yokohama, Jepang, Kamis (8/11). PLTU milik J-Power ini juga menggunakan batu bara dan hanya berjarak 6 kilometer dari pemukiman padat di Yokohama.


Kota terbesar kedua di Jepang ini memiliki populasi 3,7 juta penduduk. Udara di area PLTU dan sekitarnya tetap segar, penuh dengan taman hijau, dan pepohonan yang tertata rapi. Tidak ada polusi udara karena cerobong PLTU tidak mengeluarkan asap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengatakan kunjungannya ke Jepang memang untuk melihat langsung teknologi USC dalam menekan emisi karbon dari pembakaran batu bara. Hal itu penting untuk menjadi gambaran tentang pengelolaan PLTU Batang yang ramah lingkungan. Selama dua jam, ia berkeliling ke beberapa bagian PLTU dan melihat cerobong setinggi 200 meter nampak tidak mengeluarkan asap sama sekali.

"Tadi di jalan dari jauh saya tidak lihat asap, cuma lampu-lampu berkedip. Sekarang dari dekat pun sama, udaranya bersih sekali," kata Ganjar, Kamis (8/11/2018).

Selama kunjungan, Ganjar didampingi Presiden Direktur J-Power Yasuhiro Koide, Direktur PLTU Isogo Yamamoto, dan Direktur External Relations Bhimasena Power Wasistho Adjinugroho.

J-Power merupakan sponsor dari PT Bhimasena Power Indonesia bersama Adaro Power dan ITOCHU Corporation yang sedang membangun dan mengelola PLTU Batang 2x1000 MW.

Direktur PLTU Isogo Yamamoto mengatakan PLTU Batang akan menggunakan teknologi USC yang sama dengan PLTU Isogo. "PLTU kami memiliki efisiensi paling tinggi di Jepang. Meski menggunakan batu bara tapi konsentrasi emisinya paling rendah," ungkapnya.

Awalnya, PLTU yang dibangun pada 1960 ini menggunakan Flue Gas Desulfurization (FGD). Lalu sejak 1998, PLTU Isogo mulai menggunakan batu bara dengan kapasitas 2x600 MW. Teknologi baru ini berhasil memangkas 90% emisi seperti Sox, Nox, dan hal-hal partikulat.

Menurut Yamamoto, jika negara penghasil emisi seperti Amerika Serikat, China, dan India menerapkan tingkat kinerja lingkungan tertinggi di pembangkit listrik Jepang termasuk PLTU Isogo, dapat diperkirakan bahwa mereka bisa mengurangi emisi CO2 hingga Β± 1,3 miliar ton per tahun atau sama dengan 5% dari total emisi CO2 dunia.


Direktur External Relations Bhimasena Power Wasistho Adjinugroho menambahkan saat ini PLTU Batang telah menyelesaikan pembebasan lahan 100% dan pembangunan konstruksi mencapai 57,2%. Pembangkit yang menempati lahan 226 ha dengan nilai investasi US$ 4,2 miliar itu ditarget dapat beroperasi penuh pada 2020.

"Untuk pembangunan konstruksi saat ini mempekerjakan 8963 orang, 96% dari lokal, mayoritas warga Batang," katanya.

PLTU Batang nantinya akan membantu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan menambah suplai listrik Jawa-Bali sebesar 5,7%. Pasokan itu membantu PLN mencukupi kebutuhan listrik industri di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, dan Semarang. (ega/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads