Pantauan detikcom, Kamis (8/11/2018) siang, pemukiman warga terdampak pergerakan tanah itu dekat tebing yang longsor pada Selasa pekan lalu. Jarak antara rumah warga yang paling jauh dengan lokasi longsor itu sekitar 150 meter.
Kondisi beberapa rumah warga terlihat mengalami retak, terutama pada bagian dinding dan lantai. Selain itu, lantai rumah terangkat atau bergelombang. Lantai mengangkat dengan ketinggian sekitar 5 sentimeter dari posisi semula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah itu, sambung dia, rumahnya menjadi retak pada bagian dinding dan lantai serta tergusur ke bawah. Ratmi menduga kerusakan rumahnya dipicu longsor.
"Waktu itu ibu rasakan rumah goyang-goyang pas ada kejadian, pagi-paginya kata suami ada longsor di bawah. Ini rumah retak, kamar mandi serasa mau terbalik. Terus tempat tidur ibu terbelah dindingnya," kata Ratmi di kediamannya.
Ratmi dan keluarganya waswas. Dia tak bisa tidur nyenyak lantaran pergerakan tanah. Kalau hujan berlangsung lama dan deras, menurut dia, warga setempat sering kali berlari keluar rumah. Mereka mencari tempat aman..
"Jadi ibu takut. Kalau tidur enggak tenang. Takut tertimpa tembok. Jadi kalau hujan nyari yang lebih tenang. Kalau hujan pada lari ke luar soalnya (tanah) suka kayak bergetar," tutur Ratmi.
![]() |
"Kalau hujan besar suka pindah ke atas, ke rumah ibu. Tapi kalau hujan kecil, saya di sini saja," tutur Indri.
Rumah Indri mengalami kerusakan cukup parah pada bagian dinding dan lantai akibat pergerakan tanah. Padahal, menurut dia, rumahnya baru saja dibangun.
"Khawatir tinggal di tempat ini, cuma mau gimana lagi. Waswas kalau turun hujan. Tetangga yang lain juga sama," ucap Indri. (bbn/bbn)