Wilders pada Agustus lalu membatalkan kompetisi kartun Nabi Muhammad yang memicu kemarahan di berbagai negara termasuk Pakistan. Namun sejak saat itu, akun Twitter Wilders disebut banyak memposting sejumlah gambar-gambar semacam itu.
"Kami menanggapi sejumlah ancaman ke alamat Duta Besar (untuk Pakistan)," sebut seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda kepada AFP, Rabu (7/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan lalu, Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengirimkan memo rahasia soal rencana 'menargetkan' Duta Besar Belanda oleh kelompok garis keras Partai Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP). Memo rahasia itu dilaporkan oleh media-media Pakistan maupun Belanda.
"Telah dilaporkan bahwa elemen-elemen terkait Tehreek-e-Labaik (TLP) berencana menargetkan Duta Besar Belanda... untuk membalas atas unggahan karikatur-karikatur bersifat penistaan agama oleh Geert Wilders, anggota parlemen Belanda, pada akun Twitter pribadinya," demikian bunyi memo itu.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan dan pihak Kedutaan Belanda di Pakistan menolak berkomentar.
Pihak TLP sendiri membantah pernah melontarkan ancaman. "Menyerang seseorang bukanlah kebijakan Tehreek-e-Labaik. Kami merupakan kelompok yang cinta damai," tegas juru bicara TLP, Pir Ijaz Ashrafi, kepada AFP.
Lebih lanjut, Ashrafi menyatakan TLP 'meminta pemerintah Belanda untuk mendepak Wilders dari parlemen mereka dan jika mereka tidak melakukannya, pemerintah Pakistan harus mengusir Duta Besar Belanda dari Pakistan'.
Diketahui bahwa Agustus lalu, TLP yang didirikan sejak tahun 2015 ini menyerukan pemerintah Pakistan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda terkait kompetisi kartun Nabi Muhammad.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Federasi Kultural Islami Turki (TICF) yang mewakili 144 masjid Turki di Belanda telah mengirimkan surat kepada pihak Twitter yang isinya meminta pemblokiran permanen untuk akun Twitter milik Wilders. Alasannya, akun Twitter itu kerap menghasut kebencian.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini