"Cara terorisme berkembang, bahkan di Surabaya menggunakan keluarga, perempuan dan anak. Oleh karena itu salah satu upaya bagaimana pemerintah kita bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk tanggulangi terorisme," ujar Wiranto kepada wartawan dalam jumpa pers pertemuan Sub Regional Meeting on Counter Terrorism di Senayan, Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Pertemuan dihadiri menteri dan setingkat menteri dari 9 negara yakni Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Singapura, dan Thailand. Pertemuan membahas perlunya kerja sama penanggulangan terorisme antar negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah Indonesia pun harus bekerjasama dengan pemerintah yang lain. Terorisme tidak kenal batas negara dan undang-undang manapun, yang dipatuhi adalah undang-undangnya sendiri yang menerobos batas negara," kata Wiranto.
Pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan pembentukan Jakarta Working Group pada 2019. Akan dirumuskan kerja sama negara-negara melawan terorisme.
"Hasil pertemuan akan kita tindak lanjuti pada Jakarta Working Group, yang terdiri dari pejabat senior di sembilan negara yang tugas rumuskan rencana pelaksanaan kegiatan kita bersama," kata Wiranto.
Selain itu, perlu juga keterlibatan dari pemilik media sosial untuk membendung paham terorisme.
"Kita juga bicarakan tadi, bagaimana swasta atau pengelola media sosial dengan pemerintah bisa kerja sama untuk blok penggunaan media sosial untuk maksud-maksud negatif. Media sosial untuk kepentingan kejahatan," kata Wiranto.
Saksikan juga video 'Bertemu Menlu Saudi, Retno Bahas Soal Teroris':
(aik/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini