Kasat PJR Polda Jatim, AKBP Bambang S Wibowo mengakui Tol SuMo masih memiliki sejumlah kekurangan, terutama pada faktor penerangannya yang sangat minim.
"Memang penerangannya memang kurang. Tapi faktor tersebut tidak signifikan. Sebenarnya faktor paling utama adalah faktor manusianya. Jadi seringkali itu mereka mengaku melihat GPS, mengantuk, overspeed, tidak mengecek kendaraan terlebih dahulu, main handphone, ban meletus," papar Bambang kepada detikcom, Selasa (6/11/2018).
Padahal menurut Bambang, pengemudi harus berkonsentrasi penuh saat berada di jalan tol, apalagi jalan tol biasanya hanya berupa jalan lurus dan cenderung sepi.
"Otomatis kalau konsentrasi betul tidak ada masalah. Tapi jika ada aktivitas lain selain mengendarai, maka itu akan mengganggu konsentrasi," katanya.
![]() |
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, Bambang pun mengimbau kepada para pengguna jalan tol agar mengecek kesiapan berkendara.
"Sesungguhnya kecelakaan itu berawal dari kesiapan pengendara, mulai dari pengecekan kendaraan dan kesiapan kondisi fisik. Itu yang harus disiapkan. Harus cek fisik dan kendaraan, kalau ngantuk jangan dipaksakan," pesan Bambang.
Bambang juga meminta pengguna jalan lebih waspada saat berkendara di waktu-waktu rawan kecelakaan.
"Sering di waktu jam 02.00 hingga 05.00 WIB, kemudian pada jam 10 pagi hingga jam 11 siang dan jam 3 sampai jam 4 sore, seringkali terjadi seperti itu," ungkapnya.
![]() |
Baca juga: Minibus Terguling di Tol SuMo, 13 Orang Luka |
Selain itu, pihak kepolisian akan selalu berkoordinasi dengan pengelola jalan tol untuk meminimalisir kejadian tersebut.
"Kita akan berkoordinasi dengan pihak pengelola jalan tol untuk menambah penerangan, karena selepas gerbang penerangannya memang kurang. Itu terlihat hanya mengandalkan alam. Kalau dari pihak kepolisian kita terus melakukan pemantauan kecepatan pengendara dengan alat speed gun pada waktu yang kami anggap rawan," tandas Bambang.
Bambang pun mengungkap dari data yang dimiliki kepolisian, tercatat ada 20 kecelakaan yang terjadi di Tol SuMo dalam tiga bulan terakhir.
"Selama tiga bulan tercatat ada 20 kejadian. Korban meninggal dunia untuk (kecelakaan) dari arah Surabaya-Mojokerto ada enam kejadian, sedang untuk arah sebaliknya baru satu yang terjadi tadi pagi," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini