Panjang dan Lama Wagub DKI Pengganti Sandi

Jakarta - Drama Wakil Gubernur DKI Jakarta masih belum juga usai. Sejak ditinggal Sandiaga Uno yang maju sebagai calon wakil presiden pada Agustus 2018 lalu, kursi DKI-2 masih belum terisi.

Gerindra dan PKS, dua partai politik pengusung Anies Baswedan dan Sandiaga hingga kini belum menemukan kata sepakat siapa dua nama yang akan diusulkan ke Anies. Sejak kursi wagub kosong, keduanya malah sama-sama berkukuh, kursi wagub DKI merupakan hak mereka.

Merasa berhak atas jabatan lowong itu, Gerindra dan PKS sama-sama menyorongkan nama. Gerindra menyorongkan nama M Taufik, sedangkan PKS menyorongkan dua nama sekaligus, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.

Menanggapi Gerindra yang masih berkukuh kursi wagub hak mereka, PKS DKI pun mengeluarkan suara bernada 'ancaman'. Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi mengungkapkan adanya kemungkinan mesin PKS DKI mati dalam Pilpres 2019 jika kader kecewa terkait polemik itu.

"Jadi mesinnya partai itu kan kader. Kalau kadernya kecewa, dia akan mengekspresikannya berbeda. Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader pada kecewa, otomatis mesin partai mati, tuh. PKS kan partai kader," kata Abdurrahman Suhaimi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/10).

Baca juga: Kapan Drama Wagub DKI Berakhir?

PKS yang 'gerah' dengan bertele-tele-nya persoalan wagub pengganti Sandiaga, kemudian mengingatkan komitmen Ketum Gerindra Prabowo Subianto kepada Presiden PKS. Bahwa, Gerindra akan memberikan kursi Wagub DKI kepada partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu.

"Sikap Pak Prabowo sudah jelas terkait Wagub DKI bahwa itu menjadi hak PKS. Sebagaimana disampaikan beberapa kali kepada Presiden PKS Pak Sohibul Iman," tegas elite PKS Suhud Alynudin saat dimintai konfirmasi, Jumat (2/11).

Sementara, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) juga menegaskan komitmen partai untuk memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di tengah polemik kursi Wagub DKI Jakarta. Namun, HNW menyebut bola Wagub DKI kini di tangan Prabowo.

"Sikap dasarnya tetap, yaitu bahwa PKS mendukung '2019 ganti presiden' dan kami punya calon Prabowo-Sandi dan ini juga sekali lagi bolanya di Pak Prabowo sendiri. Kalau beliau serius pengin menang, ya apa sih sulitnya merealisasikan apa yang sudah jadi komitmen," kata HNW di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (2/11).

Baca juga: Berebut Wagub DKI, Gerindra-PKS Bisa 'Putus Cinta'

Gerindra sebelumnya sudah angkat bicara terkait polemik ini. Sebagai mitra koalisi di Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019, Gerindra meminta PKS tidak perlu menebar ancaman. Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun meminta PKS tidak emosional.

"Ya, namanya kita kawan sekutu kita harapkan tidak emosional," kata Dasco, Rabu (31/10).

Sandiaga pun angkat bicara terkait polemik kursi wagub yang ditinggalnya itu. Dia berharap, polemik tersebut tak mengusik kebersamaan Gerindra dan PKS.

"Saya husnuzan saja. Saya lihat antara PKS dan Gerindra ini sudah 4 tahun kita bersama-sama, sudah kita lewati turbulensi politik. Di DPR kita lewati bersama-sama. Di Pilgub DKI kemarin bersama-sama di Pilkada 2018 juga sama-sama, sekarang di pilpres juga sama-sama. Saya melihat ini tentunya ada sebagai saudara kita akan selesai," kata Sandiaga, Rabu (31/10).

Tak hanya lingkaran Gerindra-PKS, parpol lain juga ikut menyoroti polemik kursi wagub ini. PDIP DKI, meminta Anies menjadi penengah di antara perebutan kursi itu.

"Nggak usah terlalu lama berpolemik, harus segera diakhiri. Kalau titik buntu, ya Gubernur inisiasi, bisa kok, antara Gubernur dan dua partai politik," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono saat dihubungi, Kamis (1/11).


Saksikan juga video ' Soal Wagub DKI, PKS Yakin Prabowo Bijaksana ':

[Gambas:Video 20detik]

(mae/elz)