"Karena dana untuk droping (Air ke Kecamatan se-Gunungkidul) kami sudah habis, besok Jumat kami akan kirimkan surat (Tanggap darurat kekeringan) ke Pemda (Gunungkidul)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di Kantornya, Kamis (1/11/2018).
"Mekanismenya besok Jumat kita ajukan, lalu disusul dengan komunikasi dan pembuatan draft tanggap darurat kekeringan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk droping masih bisa, tapi hanya sampai hari Senin (5/11/2018). Bisa sampai Senin saja karena dibantu pihak ketiga. Karena itu kami ajukan surat ke pemda agar menurunkan dana tak terduganya untuk masalah kekeringan," ujarnya.
Lebih lanjut Edy mengatakan kendati telah berstatus tanggap darurat kekeringan pihaknya memperkirakan hanya akan berlangsung hingga akhir bulan November 2018. Hal itu karena pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Metreologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Yogyakarta dan diperkirakan hujan mulai turun pada pekan ketiga bulan November.
"Sudah kami perhitungkan kalau status tanggap darurat kekeringannya selama 20 hari. Karena itu kami mengajukan anggaran sekitar Rp 80 juta dan ditambah sisa sedikit dana anggaran kami untuk droping air," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul, Dhemas Kursiswanto mengatakan pihaknya mendukung langkah BPBD untuk mengajukan surat terkait status tanggap darurat kekeringan ke Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Pihaknya berencana untuk melalukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunungkidul dan pihak BPBD.
"Kami siap merespon, sudah koordinasi ke pak Sekda juga dan mau merespon (Terkait anggaran yang diajukan). Kalau besaran dananya itu belum bisa dipastikan, yang jelas kami (DPRD) akan bertemu pak Sekda dan syukur-syukur sama BPBD juga," katanya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (1/11/2018) sore.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini