Hingga bulan Oktober tercatat ada 22 kasus gantung diri. Kebanyakan korban melakukan gantung diri karena mengidap penyakit yang tak kunjung sembuh.
"Dari bulan Januari sampai bulan ini (Oktober) ada 22 korban gantung diri, 22 itu sudah termasuk yang tadi pagi (Dua korban gantung diri di Ngawen dan Tanjungsari)," kata Kasub Bag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Anang Prastawa saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (31/10/2018) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kecamatan Tepus 3 (orang korban gantung diri), Playen dua. Kalau Kecamatan lainnya merata, hanya satu-satu begitu," ujarnya.
Selain itu, dari data yang dimiliki pihaknya ternyata rata-rata korban gantung diri sudah menginjak usia tua. Terlebih para korban kebanyakan mengidap penyakit menahun.
"Untuk penyebab banyaknya kasus gantung diri rata-rata karena korban yang sudah tua mengidap penyakit dan tidak sembuh-sembuh. Biasanya korban itu pamit sama keluarganya mau ke mana gitu dan pas ditemukan sudah gantung diri," imbuhnya.
Padahal lanjut Anang, pihaknya telah berupaya untuk menekan angka kasus gantung diri di Kabupaten Gunungkidul. Bahkan, pihaknya telah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Gunungkidul untuk menekan angka tersebut.
"Kami sudah sering melakukan sosialisasi dan penyuluhan melalui fungsi Binmas ke wilayah yang banyak terjadi gantung diri. Kita juga sudah gabung dengan pemda dan membuat tim berani hidup," ujarnya.
"Dengan upaya-upaya tersebut semoga ke depannya angka gantung diri di Gunungkidul menurun," ujarnya lagi. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini