Duka Keluarga Firmansyah Akbar, Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air

Duka Keluarga Firmansyah Akbar, Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 30 Okt 2018 11:08 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Nada suara Yuli Wahyulita (48) sedikit tercekat. Air matanya meleleh saat menceritakan kenangan terakhir dengan adik iparnya Firmansyah Akbar. Firmansyah dikabarkan menjadi salah satu korban Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Keluarga mendapat kabar tersebut sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. Sebelumnya mereka sempat tidak percaya Firman adalah salah satu penumpang di pesawat tersebut. Namun informasi itu dikuatkan istri korban Desi Zulia yang tinggal di Karawaci, Tangerang.

"Di grup keluarga ramai bahas jatuhnya pesawat, semua keluarga kaget. Ibunda Firman, Ai Mariah langsung bilang ke saya Yul coba cari tahu apakah ada Firman di pesawat itu, akhirnya kami dapat kepastian kalau Firman ada di pesawat itu dari istrinya," tutur Yuli kepada awak media di kediaman orang tua korban, Kampung Nagraj Kaler, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Selasa (30/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Yuli mengaku lemas begitu menerima list nama-nama korban pesawat Lion Air, tertulis nama Firmansyah di daftar tersebut. Suasana duka menyelimuti keluarga besar Firman.

Firman adalah putra ke 6 dari 7 bersaudara, dia bekerja sebagai Kasi Penagihan Kantor Pajak Pratama (KPP) Pangkal Pinang. Baru dua bulan Firman bekerja di kantornya tersebut, sebelumnya dia bertugas di Jakarta dan Sintang Kalimantan Barat.

"Saya langsung lemas, ada nama adik saya di daftar itu. Sekitar jam 17.00 WIB, ibu dan kakak-kakaknya semua ke Bandara Halim crisis centre. Sekitar pukul 23.00 WIB malam dapat kabar tes DNA," lanjut Yuli.



Yuli mengenal adiknya sebagai pribadi yang ramah dan sayang keluarga. Setiap libur kerja Firmansyah selalu memaksakan diri pulang ke rumah orang tuanya.

"Kalau libur kerja dia pasti di rumah orang tuanya di sini, terakhir saya bertemu 2 minggu yang lalu. Kadang jam 01.00 WIB malam berangkat sampai sini pagi. Dia sayang orang tua, setiap di sini pasti selalu merajuk ibu pengen apa, teteh pengen apa, kebaikannya itu yang selalu kami kenang ke tetangga juga dia selalu membantu," tandas dia.



Saksikan juga video 'Dari 24 Kantong Jenazah, 14 Kantong Berisi Serpihan JT 610':

[Gambas:Video 20detik]

(sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads