Sekretaris Panitia Pilkades Karangpandan Kun Pancaya membenarkan jika dua calon kepala desa ini memang memiliki nama yang sama. Ia bahkan mengatakan bahwa kedua nama tersebut membuat gelaran Pilkades kali ini menjadi terasa unik.
"Iya memang unik, dua calon dengan nama sama," tegasnya sambil tersenyum saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (27/10/2018).
Bukan itu saja. Djumain nomor urut 1 dan Djumain nomor urut 2 juga lahir di bulan dan tahun yang sama. Djumain nomor urut 1 lahir pada tanggal 14 Desember 1957, sedangkan Djumain nomor urut 2 lahir pada tanggal 20 Desember 1957.
"Bukan saja nama yang sama, melainkan bulan dan tahunnya juga. Desember tahun 1957, hanya tanggal lahir yang berbeda. Mereka merupakan dua calon kepala desa yang mengikuti Pilkades 11 November mendatang," terang Kun.
Wajah keduanya pun hampir-hampir mirip karena sama-sama memiliki kumis tebal.
Saat ditemui detikcom, Djumain nomor urut 1 mengaku kesamaan nama itu bukan menjadi persoalan serius baginya. Sebab bagaimanapun Pilkades adalah salah satu sarana untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Desa Karangpandang.
"Sebenarnya yang maju ada tiga orang, tetapi yang satu mengundurkan diri. Untuk nama yang sama, Tuhan yang mempertemukan, karena kita sejak kecil lahir diberikan orang tua dengan nama itu," ungkapnya.
Sayangnya hingga berita ini diturunkan, detikcom belum dapat menemui Djumain nomor urut 2. Kediamannya tak jauh dari balai desa. Di depannya ada sebuah toko kelontong juga tampak tutup saat didatangi.
Djumain nomor urut 1 juga mengaku telah lama mengenal lawan politiknya itu karena sama-sama warga yang aktif berkiprah untuk Desa Karangpandan.
"Beliaunya (Djumain nomor urut 2) adalah mantan Kepala Desa Karangpandan. Tentunya kami saling mengenal. Tapi Pilkades tidak kami inginkan menjadi alat permusuhan atau perpecahan, melainkan semakin mengeratkan kerukunan antarsesama," beber pengusaha sapi ini. (lll/lll)