Siapa 15 WN Saudi yang Datang ke Turki Sebelum Khashoggi Dibunuh?

Siapa 15 WN Saudi yang Datang ke Turki Sebelum Khashoggi Dibunuh?

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 24 Okt 2018 17:22 WIB
Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Dok. REUTERS/Murad Sezer)
Riyadh - Sedikitnya 18 orang ditahan otoritas Arab Saudi terkait penyelidikan kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki. Sebanyak 15 orang di antaranya diduga turun langsung dalam operasi yang menewaskan Khashoggi. Siapa saja mereka?

Selain menahan 18 tersangka, otoritas Saudi juga memecat lima pejabat senior pemerintahan mereka. Penahanan dan pemecatan ini merupakan bagian dari penyelidikan internal Saudi atas kematian Khashoggi.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/10/2018), sebagian besar dari 15 tersangka yang terjun langsung ke Istanbul diketahui merupakan personel militer Saudi atau dinas keamanan dan intelijen Saudi. Beberapa di antaranya juga diketahui bekerja di lingkungan Kerajaan Saudi. Hal itu diungkapkan sejumlah pejabat Saudi dan Turki juga beberapa sumber yang dekat dengan Kerajaan Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tiga orang lainnya yang ditahan di Saudi disebut sebagai tiga tersangka lokal. Media ternama AS, CNN, menyebut ketiga orang itu sebagai tiga staf Konsulat Saudi di Istanbul. Identitas ketiganya belum diketahui.

Otoritas Saudi maupun Turki belum secara resmi merilis ke publik identitas belasan orang yang terlibat kasus Khashoggi ini. Namun media-media lokal Turki, termasuk surat kabar pro-pemerintah, Sabah, telah merilis identitas dan foto-foto 15 orang yang disebut sebagai tim intelijen Saudi itu.

Identitas dan foto-foto itu diambil dari rekaman CCTV di Bandara Ataturk, juga di hotel-hotel tempat mereka menginap dan di sekitar Konsulat serta kediaman resmi Konsul Jenderal (Konjen) Saudi di Istanbul. Seorang pejabat senior Saudi mengonfirmasi kepada Reuters bahwa 15 orang yang identitasnya dirilis media Turki itu, termasuk dalam 18 orang yang kini ditahan Saudi.


Reuters merilis identitas beberapa orang di antaranya, dengan mendasarkan pada foto, laporan media Saudi dan informasi dari para pejabat serta sumber-sumber Saudi. Berikut daftarnya:

Saud Al-Qahtani

Al-Qahtani (40) yang dipandang sebagai 'tangan kanan' putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), ini telah dicopot dari jabatannya sebagai penasihat Kerajaan Saudi. Al-Qahtani menjadi sosok dengan posisi tertinggi yang terlibat kasus Khashoggi.

Al-Qahtani mulai bekerja di Kerajaan Saudi sejak kepemimpinan mendiang Raja Abdullah. Dia kemudian naik menjadi orang kepercayaan dalam 'inner-circle' rahasia MBS. Sumber-sumber Kerajaan Saudi menyebut Al-Qahtani biasa memberi pernyataan mewakili MBS dan pernah memberikan perintah langsung kepada para pejabat senior Saudi, termasuk lingkup aparat keamanan.

Ditugaskan untuk menangkal pengaruh Qatar di media sosial, Al-Qahtani diketahui kerap menggunakan Twitter untuk menyerang kritikan-kritikan bagi Kerajaan Saudi dan MBS. Dia juga menggunakan Twitter untuk menyerang para pengkritik Saudi dan mengelola sebuah kelompok WhatsApp yang berisi para editor surat kabar lokal Saudi, untuk mendikte arahan Kerajaan Saudi.


Menurut orang-orang yang dekat dengan Khashoggi dan otoritas Saudi, Al-Qahtani pernah berupaya membujuk Khashoggi pulang ke Saudi, setelah dia pindah ke Washington, Amerika Serikat (AS), setahun lalu.

Pada Agustus 2017, melalui sebuah thread via Twitter, Al-Qahtani meminta 1,35 juta followernya untuk melaporkan sejumlah akun agar di-blacklist. Saat itu dia menulis: "Anda pikir saya mengambil keputusan tanpa petunjuk? Saya seorang pegawai dan pelaksana perintah yang setia dari Tuan Raja dan Tuan Putra Mahkota."

Seorang pejabat senior Saudi menyebut Al-Qahtani memerintahkan satu anak buahnya, Maher Mutreb, untuk melakukan hal yang disebut sebagai negosiasi untuk memulangkan Khashoggi ke Saudi. Al-Qahtani juga memberikan informasi-informasi khusus kepada Mutreb, berdasarkan percakapan dirinya dengan Khashoggi sebelumnya.

Al-Qahtani tidak menjawab pertanyaan Reuters. Mutreb juga belum bisa dimintai komentarnya.

Maher Mutreb

Jenderal Maher Mutreb merupakan ajudan Al-Qahtani untuk urusan keamanan informasi. Menurut seorang pejabat senior Saudi, Mutreb merupakan perunding utama di dalam Konsulat Saudi yang ditugaskan membujuk Khashoggi pulang.

Mutreb merupakan seorang agen intelijen senior dan bagian dari tim keamanan MBS. Dia muncul di beberapa foto saat MBS berkunjung ke AS dan Eropa tahun ini. Menurut seorang pejabat Saudi, Mutreb dipilih untuk operasi Istanbul karena dia sudah mengenal Khashoggi sejak keduanya bekerja bersama di Kedutaan Saudi di London. "Dia mengenal Jamal sangat baik dan dia yang terbaik untuk meyakinkannya kembali," sebut pejabat Saudi itu.

Mutreb menemui Khashoggi di kantor Konsul Jenderal Saudi pada 2 Oktober, pukul 13.25 waktu setempat. Mutreb berusaha membujuk Khashoggi untuk pulang ke Saudi dan mengklaim bahwa Khashoggi sedang dicari oleh Interpol.


Menurut pejabat Saudi ini, saat itu Khashoggi memberitahu Mutreb bahwa dirinya melanggar norma diplomatik dan bertanya apakah Mutreb berencana menculiknya. Mutreb menjawab 'Iya' dalam upaya mengintimidasi Khashoggi.

Surat kabar Turki, Sabah, merilis foto-foto screenshot dari CCTV yang disebut menunjukkan Mutreb saat memasuki Konsulat Saudi sekitar 3 jam sebelum Khashoggi tiba. Mutreb juga terlihat berada di luar kediaman Konsul Jenderal Saudi pada hari yang sama.

Kementerian Luar Negeri Inggris mengonfirmasi bahwa Mutreb pernah menjabat Sekretaris Pertama pada Kedutaan Besar Saudi di London tahun 2007.

Salah Tubaigy

Salah Tubaigy merupakan pakar forensik pada divisi bukti di Kementerian Dalam Negeri Saudi. Menurut seorang pejabat Saudi, Tubaigy ditugaskan menghilangkan jejak dan bekas-bekas seperti sidik jari atau bukti-bukti penggunaan kekerasan dalam misi di Istanbul.

Dituturkan Direktur Institut Forensik Medis Victoria, Noel Woodford, kepada Reuters bahwa Tubaigy menghabiskan 3 bulan di institut yang ada di Australia itu tahun 2015, untuk mempelajari prosedur penyelidikan kematian dan belajar soal penggunaan CT scan bagi insiden yang menewaskan banyak orang.

Foto dalam laporan tahunan institut tersebut menunjukkan Tubaigy sedang memakai pakaian bedah dan sarung tangan di dalam sebuah laboratorium. Tubaigy tidak menjawab email yang dikirimkan Reuters.


Saudi Society of Forensic Medicine mencatat Tubaigy sebagai anggota dewan mereka. Tubaigy diketahui mendapatkan gelar Master pada forensik medis dari University of Glasgow tahun 2004. Pihak universitas tersebut enggan berkomentar.

Menurut salinan paspor yang diberikan para pejabat Turki kepada media-media AS, Tubaigy diketahui berusia 47 tahun

Ahmed al-Asiri

Al-Asiri yang mantan Wakil Kepala Intelijen Umum Kerajaan Saudi ini merupakan salah satu dari lima pejabat yang dipecat Raja Salman terkait kasus Khashoggi. Al-Asiri diketahui bergabung dengan militer Saudi tahun 2002.

Pada tahun 2015, Al-Asiri sempat menjadi juru bicara koalisi pimpinan Saudi dalam operasi di Yaman. Al-Asiri ditunjuk menjadi Wakil Kepala Intelijen Asing pada April 2017, melalui sebuah dekrit Kerajaan Saudi.

Reuters tidak bisa menghubungi Al-Asiri untuk meminta komentar.



Moustafa al-Madani

Dituturkan seorang pejabat senior Saudi bahwa Al-Madani merupakan pemimpin operasi intelijen yang dilaksanakan oleh tim Saudi beranggotakan 15 orang di Istanbul.

Menurut pejabat senior Saudi itu, Al-Madani menyamar sebagai Khashoggi dengan memakai pakaian, kacamata dan Apple Watch miliknya dan keluar lewat pintu belakang Konsulat Saudi di Istanbul dalam upaya mengecoh otoritas Turki.

Al-Madani merupakan seorang pegawai pemerintah Saudi yang kuliah di King Fahd University of Petroleum and Minerals. Reuters tidak bisa menghubungi Al-Madani untuk meminta komentar.


Meshal Saad Albostani

Albostani merupakan seorang Letnan pada Angkatan Udara Saudi dari Jeddah. Seorang pejabat senior Saudi menyebut Albostani bertanggung jawab atas logistik dalam misi di Istanbul.

Menurut Facebook miliknya, Albostani pernah kuliah di University of Louisville di Kentucky, AS. Namun pihak universitas yang dihubungi Reuters menyatakan tidak bisa mengonfirmasi Albostani sebagai almamater mereka.

Sebuah profil LinkedIn yang cocok dengan identitas dan fotonya menyebut Albostani mengabdi pada Angkatan Udara Saudi sejak tahun 2006. Menurut salinan paspor yang didapatkan media-media AS dari pejabat Turki, Albostani berusia 31 tahun.

Albostani belum bisa dimintai komentar secara langsung.


Anggota-anggota Tim Saudi Lainnya

Abdulaziz Mohammed al-Hawsawi merupakan anggota tim keamanan yang menemani MBS dalam kunjungan ke luar negeri. Menurut salinan paspor yang didapatkan media-media AS dari pejabat Turki, Al-Hawsawi berusia 31 tahun. Dia belum bisa dimintai komentar.

Jenderal Rashad bin Hamed al-Hamadi dicopot dari jabatannya sebagai Direktur pada Direktorat Jenderal Keamanan dan Perlindungan di General Intelligence Presidency.

Jenderal Abdullah bin Khaleef al-Shaya dicopot dari jabatannya sebagai asisten Kepala HRD pada General Intelligence Presidency. Jenderal Mohammed Saleh al-Ramih dicopot dari jabatannya sebagai asisten Kepala Urusan Intelijen pada General Intelligence Presidency.

Ketiga jenderal Saudi itu tidak bisa dimintai komentar.



Saksikan juga video 'Rekaman Sebelum dan Sesudah Khashoggi Lenyap':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 3
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads