"Kita semua ingat Resolusi Jihad. Para santri berada di garda depan merebut Surabaya dari tangan penjajah pada tanggal 10 Nopember 1945," kata Kapolres Pacitan AKBP Setyo Koes Heriyatno di depan ratusan anggotanya, Senin (22/10/2018).
Puluhan tahun pascapertempuran di Surabaya, peran santri pun dirasakan makin vital. Sebagai elemen penting di masyarakat, para santri juga diharapkan berperan aktif menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Terlebih makin hangatnya suhu politik jelang perhelatan akbar Pemilu 2019.
"Saya ingatkan kepada anggota (Polri) agar terus bergandengan tangan dengan santri. Semata-mata untuk menjaga keutuhan NKRI serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat," tegasnya saat memimpin apel.
Perwira polisi yang lama bertugas di Bareskrim Polri itu pun mengakui selama ini situasi di Pacitan yang cukup kondusif tak dapat dilepaskan dari peran serta para santri. Apalagi daerah di pesisir Samudera Indonesia ini juga dikenal sebagai salah satu kota santri di Jatim.
Bersamaan dengan peringatan Hari Santri, kapolres kembali mengajak anggotanya menyisihkan sebagian rezeki untuk beramal. Aksi sosial tersebut rutin dilaksanakan tiap Senin. Hasilnya dikumpulkan untuk disumbangkan kepada warga yang membutuhkan.
"Insya Allah pekan ini kita akan resmikan rumah saudara kita di Kebonangung. Rumah tersebut direhab dari amal yang dikumpulkan teman-teman," paparnya.
Mengakhiri apel, Setyo mengajak seluruh anggota berdiri di halaman mapolres. Mereka pun lantas meneriakkan yel-yel 'Bersama Santri, Damai Negeri'. "Pacitan Aman!" seru mereka serentak dibarengi kepalan tangan.
Selama beraktivitas, anggota korps berbaju coklat itu juga tampak mengenakan peci. Pun saat mengikuti apel dan kegiatan perkantoran. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini