"Dugaan sementara kondisi bus yang harus perlu di cek lagi, seperti rem tidak berfungsi, setir tidak berfungsi (saat kejadian)," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng, AKBP Catur Gatot Efendi, di sela-sela memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian, Minggu (14/10/2018).
Namun dugaan itu masih harus diperdalam lagi dengan hasil olah TKP dan keterangan lainnya. Pasalnya, dugaan itu baru sebatas keterangan dari sopir bus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Olah TKP dengan alat Laser 3D (tiga dimensi) tersebut, lanjut dia, akan dapat mengungkap gambaran kejadian kecelakaan tersebut. Mulai dari sebelum, saat kejadian hingga posisi akhir kendaraan yang terlibat kecelakaan.
"Alat ini kan teliti sekali. Satu persatu akan direkam semua," ujar dia.
Hasil olah TKP menggunakan alat tersebut, kata dia, akan memberikan gambaran bagi penyidik dalam memproses berkas perkara kecelakaan lalu lintas. "Ini salah satu untuk melengkapi penyidik dalam memproses berkas perkara lakalantas," imbuh dia.
![]() |
Hal senada dikatakan Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Febriyani Aer. Penyebab kecelakaan saat ini masih diselidiki. Namun nenurut pengakuan sopir, saat di TKP dia mau mengerem tidak berfungsi, kemudian dia oleng ke kannan karena stangnya tiba-tiba stag, terkunci.
Dugaan sementara dari hasil olah TKP sementara dan keterangan dari sopir bus, bahwa pada saat di TKP dengan kecepatan 50-60 km/jam itu menghindari motor yang akan menyeberang jalan. Kemudian dia oleng, pada saat itu rem tidak berfungsi.
"Kemudian stirnya juga mengalami stag, terkunci sehingga dia banting ke kanan, melompati median jalan, masuk ke (lajur jalan) arah yang berlawanan dan terjadilah lakalantas dengan menabrak mobil Isuzu Panther," terang Febriyani.
Menurut dia, bus tersebut juga layak jalan. Dibeli tahun 2015 lalu dan KIR-nya masih berlaku. Bus tersebut baru saja menjalani uji KIR sekitar satu setengah bulan lalu.
Seperti diberitakan, kecelakaan itu terjadi jalan raya Solo-Semarang, tepatnya di pertigaan Wika, Dukuh Pomah, Mojosongo, Boyolali, Sabtu (13/10) sore kemarin. Antara bus Pariwisata Mata Trans, AD 1417 DH dengan mobil Isuzu Panther AD 8447 KS. 7 orang tewas dan 2 lainnya luka akibat kejadian itu. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini