"Banyak orang yang gagal paham, salah paham atau pahamnya salah. Menurut saya, selama tujuan tradisi adat untuk nguri-uri budaya, itu tidak ada masalah. Tapi jika sifatnya peribadatan, jelas itu salah," tegasnya di sela acara Milad ke-6 Ponpes Ora Aji yang diasuhnya, Sabtu (14/10/2018) malam.
"Apapun itu, teman-teman yang, mohon maaf, melakukan tindakan anarkis, saya tidak sepakat. Karena Islam itu rahmah, Islam itu penyayang, bahasa saya kemudian adalah mereka (pelaku sedekah laut) adalah orang-orang yang juga butuh kita pahamkan," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barangkali yang tadinya niatnya untuk ritual, kita arahkan bahwa ini adalah nguri-uri budaya, kan tidak masalah. Pendekatan tidak boleh anarkis, saya yakin mereka bisa diajak komunikasi, bisa menerima, bukan peribadatan, tapi nguri-uri budaya," ujarnya.
Gus Miftah yang belakangan jadi perhatian publik karena pilihan dakwahnya ke pelaku dunia malam nan remang-remang itu mengungkapkan sebagian masyarakat di wilayah Pantai Baru dan sekitarnya merupakan jamaahnya.
"Kebetulan wilayah sana, daerah Pantai Baru, itu jamaah saya. Maka besok saya ada pengajian di sana, saya akan sampaikan itu, kalau akan ada labuhan itu bukan ritual agama, tapi nguri-uri budaya," imbuhnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini