Salah satunya adalah di Ponpes Al-Hadi, Desa Sumbergirang, Kecamatan Lasem.Separuh dari total jumlah santri yang menuntut ilmu di pondok terpaksa dipulangkan. Hal tersebut karena kondisi air yang serba berkekurangan.
Pengurus ponpes Al-Hadi Lasem, Muhammad Hasyim mengatakan, persediaan air bersih yang ada di Ponpes hanya cukup untuk dikonsumi sekitar 50 santri per harinya. Sehingga diberlakukan sistem pulang bergilir karena stok air yang tidak mencukupi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hasyim memaparkan semula ada lebih dari 100 santri yang ada di Ponpes Al- Hadi Lasem. Kini hanya sekitar 50 santri yang masih tinggal di pondok. Mereka secara bergantian selama seminggu pulang ke rumah masing-masing, untuk mengurangi jumlah pemakaian air di pondok.
"Jadi misal 50 santri kelompok A minggu ini kita liburkan dulu untuk pulang rumah. Giliran minggu depan yang kelompok satunya yang libur, jadi gantian. Untuk proses belajar mengajarnya ya mengikuti nanti. Tapi untuk santri yang rumahnya jauh, kita prioritaskan agar tetap stay, karena kasihan kalau yang jauh harus pulang, nanti sekolahnya gimana," terangnya.
"Kemarin ada bantuan dari perseorangan, sebanyak 1 tangki truk air. Kami juga sudah melapor ke pihak desa, barangkali bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Harapannya ya ada bantuan," lanjutnya.
Selain Ponpes Al-Hadi yang kekurangan air, ponpes Al-Hidayah Desa Karangturi Kecamatan Lasem, saat ini kondisinya juga kekurangan air. Meskipun kondisinya tak separah Ponpes Al-Hadi yang harus memulangkan santrinya.
"Kita ada 9 mata air untuk mencukupi kebutuhan air di pondok ini, tapi kondisinya saat ini memang cukup sulit. Kalaupun ada yang mengalir airnya asin, ada kandungan garamnya. Ya itu untuk MCK saja. Untuk memasak kita beli," terang HM Zai'im Hamad Ma'shoem atau yang akrab disapa Gus Zaim, pengasuh Ponpes Al-Hidayah Lasem.
Saksikan juga video 'Kekeringan dan Krisis Air Bersih Landa Grobogan dan Semarang':
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini