Dalam persidangan, remaja putri bernama Zeinab Sekaanvand ini awalnya mengaku bersalah telah menikam suaminya hingga tewas. Sekaanvand masih berusia 15 tahun saat dia menikahi suaminya. Dua tahun kemudian, Sekaanvand dijebloskan ke penjara atas pembunuhan suaminya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (3/10/2018), Sekaanvand belakangan mencabut pengakuannya dan menyebut dirinya terpaksa mengaku karena berada di bawah tekanan. Namun dia tetap dieksekusi mati dengan cara dihukum gantung pada Selasa (2/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekaanvand berusia 24 tahun ketika dieksekusi mati. Amnesty International mengecam eksekusi mati Sekaanvand ini dan menyebut persidangan yang dijalani Sekaanvand 'sungguh tidak adil'.
"Eksekusi terhadapnya jelas tidak adil dan menunjukkan bahwa otoritas Iran tidak menghormati hak anak-anak untuk hidup," ucap Direktur Advokasi Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther.
"Fakta bahwa bahwa hukuman mati dijatuhkan dalam persidangan yang sangat tidak adil menjadikan eksekusinya bahkan lebih menyakitkan," imbuhnya.
Ditegaskan Amnesty International bahwa Sekaanvand yang diwakili oleh pengacara yang ditunjuk negara dalam persidangan, telah mencabut pengakuannya. Pengakuan itu dicabut karena Sekaanvad dipaksa mengaku melalui penyiksaan oleh pihak kepolisian.
Sekaanvand menyebut saudara iparnya yang sebenarnya membunuh suaminya. Tidak hanya itu, Sekaanvand juga menuding saudara iparnya telah berulang kali memperkosa dirinya. Tidak diketahui pasti apakah kasus pemerkosaan ini telah diselidiki atau tidak.
Menurut Sekaanvand, si saudara ipar memberitahu dirinya jika dia bersedia bertanggung jawab atas kematian suaminya, maka dia akan diampuni. Hal semacam itu diatur di bawah undang-undang syariat Islam.
Amnesty Internasional menyatakan pengadilan Iran gagal untuk menyelidiki pengakuan terbaru Sekaanvand dan hanya berpegang pada pengakuan awal yang diambil tahun 2012, yang didapat saat dia disiksa polisi selama 20 hari.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini