Berdasarkan data BNPB, Sabtu (29/9/2018), gempa bumi susulan itu dihitung setelah terjadinya gempa magnitudo 7,4 pada Jumat (28/9) kemarin. Dari 131 gempa susulan yang terjadi, ada lima gempa yang dirasakan.
Gempa terkuat yang dirasakan ada di skala VIII Modified Mercalli Intensity (MMI). Artinya getaran gempa mengakibatkan kerusakan pada bangunan berupa retak-retak bahkan hingga bisa menyebabkan roboh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Donggala dan Palu punya sejarah kebencanaan yang cukup panjang. Gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9) kemarin bukan peristiwa yang pertama terjadi.
"Jadi sesar, patahan palu koro yang membelah Sulawesi jadi dua, ini sangat aktif sekali. Tiap tahun selalu bergeser 35-45 mm per tahun. Suatu saat, periode tertentu mereka akan lepas, akan terjadi gempa bumi," ujar Sutopo.
Gempa terbesar bermagnitudo 7,4 terjadi pada Jumat (28/9) kemarin sore. Gempa itu memicu terjadinya gelombang tsunami. Data terakhir yang dipunya BNPB, ada 384 korban tewas dan 540 orang mengalami luka-luka di Palu. Petugas belum mendapatkan data korban di Donggala.
(jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini