"Saya makan ikan Cakalang yang ada di rakit," ujar Aldi kepada detikcom di rumahnya, di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (24/9/2018).
Saat rakit yang membawanya bergerak tengah laut, lanjut Aldi, masih ada ikan Cakalang yang berada di dalam rakit tersebut. Tak hanya itu, di dalam rakit juga ada belanga dan perapian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bahan perapian di dalam rakit tersebut tak cukup bertahan lama. Pada akhirnya, Aldi harus mengonsumsi ikan Cakalang mentah-mentah. Ketika persediaan ikan habis, dia juga mengail ikan sendiri di laut menggunakan kausnya.
Bagaimana dengan minumnya? Awalnya masih ada stok air mineral di rakit tersebut. Lalu setelah persediaan habis, Aldi mencari air dengan menadah air dari langit saat turun hujan.
"Saat tidak ada hujan, terpaksa peras-peras baju yang basah. Dari keringat juga," tutur Aldi.
Aldi Novel Adilang (19), yang hanyut terbawa arus pada pertengahan Juli 2018, ditemukan dalam keadaan selamat di perairan Guam. Kepulangannya ke Indonesia dibantu KJRI Osaka.
Pihak KBRI Osaka mengatakan Aldi hanyut terbawa arus pada pertengahan Juli 2018. Aldi merupakan penjaga lampu di rompong atau rumah rakit di lautan.
Aldi terbawa arus hingga ke perairan Guam, berjarak 125 km dari pesisir utara Manado, Indonesia. Aldi ditemukan kapal berbendera Panama MV Arpeggio pada 31 Agustus 2018.
Tonton juga '49 Hari Terombang-ambing di Laut, Kisah Aldi Mirip 'Life of Pi':
(fjp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini