SBY WO di Kampanye Damai, Sandi: Kami Juga Digitukan

SBY WO di Kampanye Damai, Sandi: Kami Juga Digitukan

Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Minggu, 23 Sep 2018 16:43 WIB
Foto: Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto (Pradita Utama)
Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninggalkan kampanye damai yang diadakan KPU karena merasa diperlakukan tidak adil. Cawapres Sandiaga Uno mengaku paham dengan apa yang menimpa SBY.

"Saya sendiri nggak heran, kita juga digitukan. Tadi kami senyum saja dan memang ada euforia dari pendukung tadi kita di-yel-yel seperti itu. Tapi kami senyum saja. Terus dia minta foto juga sama saya sama Pak Prabowo," kata Sandiaga di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (23/9/2018).


Sandiaga menyadari tidak adanya SBY saat kembali ke tenda usai karnaval. Capres Prabowo Subianto sempat menanyakan keberadaan SBY kepadanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lagi duduk tadi terus Pak Prabowo nanya saya pak SBY kenapa pulang. Kita juga nggak tahu," terangnya.

Sandiaga meminta KPU tegas dalam menegakkan aturan. Dia meminta momen tersebut menjadi pelajaran bagi KPU untuk lebih tegas.

"Buat kita sih perbaiki ke depan aturan dan kesepakatan agar tidak dilanggar. Kita perlu kampanye yang damai, jujur dan adil," sebutnya.


SBY meninggalkan lapangan Monas saat acara deklarasi kampanye. SBY bersama Ani Yudhoyono, dan kedua putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Eddy Baskoro Yudhoyono meninggalakan acara lima menit setelah pembukaan.

"Tadi diteriaki dari sebelah kanan oleh Projo," kata Ketua bidang advokasi hukum Demokrat Ferdinand Hutahaean di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018).

Karena merasa aturan tidak ditegakkan, SBY yang kebetulan bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kemudian meninggalkan acara. SBY akan melaporkan hal tersebut ke Bawaslu.

"Ini dianggap ketidak adilan oleh Pak SBY," jelasnya. (fdu/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads