"Kepedean. Ndak perlulah urus koalisi kami, tapi uruslah koalisinya sendiri," kata pria yang akrab disapa Awiek itu kepada detikcom, Jumat (21/9/2018).
Awiek menyebut pernyataan Gerindra itu hanya bikin gaduh. Dia pun menegaskan timses Jokowi-Ma'ruf sedari awal punya direktorat khusus untuk menggarap kaum milenial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, sebut Awiek, timses Jokowi-Ma'ruf bukan sekadar ikut-ikutan.
"Karena kalau selalu urus orang lain hanya bikin gaduh saja. Soal merebut pemilih milenial justru di sini punya direktorat khusus untuk milenial," jelasnya.
Awiek mengaku heran atas tudingan ikut-ikutan tersebut. Ia mengatakan langkah politik bukan merupakan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yang harus didaftarkan.
"Kalau semua dianggap meniru, kacau. Apa perlu setiap langkah politik didaftarkan ke HAKI? Kan tidak perlu," ucap Awiek.
Partai Gerindra menyebut KIK Jokowi-Ma'ruf sebagai 'Koalisi Ikut-ikutan'. Alasannya, KIK suka menyontek gerakan yang dibuat koalisi Prabowo-Sandi.
"Kubu sebelah seperti sudah kehilangan kreativitas kerja mereka meniru apa yang kami lakukan. Kami buat hashtag mereka ikut, kami buat lagu mereka ikut, kami sasar milenial mereka ikut. Kami khawatir mereka disebut Koalisi Ikut Ikutan (KIK)," kata Ketua DPP Gerindra Habiburokhman, hari ini.
Tonton juga 'Koalisi Jokowi: Nomor Urut 1 atau 2 yang Penting Dua Periode':
(tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini