Wakil Ketua DPR Fadli Zon melontarkan pernyataan keras ke Mendag Enggartiasto Lukita. Fadli menyebut Mendag sebagai menteri tukang impor dan menilainya layak di-reshuffle.
"Menteri tukang impor @EnggarMendag harus dicopot, mengkhianati petani, ikut melemahkan rupiah, merugikan negara. #copotMendag," demikian cuit Fadli Zon lewat Twitter, Kamis (20/9/2018).
Fadli Zon mencuit sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi dan me-mention akun Twitter Mendag Enggartiasto. Namun Enggar, yang mencuit sekitar pukul 12.00 WIB, tak menggubris cuitan Fadli Zon itu. Ia malah bicara terkait hal lain.
"Ekspor kendaraan bermotor mesti dipacu, pasarnya pun mesti diperluas. Kemarin, direksi Yamaha Motor Indonesia berkunjung ke Kantor Kemendag untuk membahas hal tersebut. Pemerintah tentu sangat mendukung kendaraan bermotor yang diproduksi di Indonesia, merambah pasar global," demikian cuitan Enggar.
Saat dimintai konfirmasi detikcom melalui pesan WA, Enggar tidak memberikan keterangan apa pun. Nah, soal isu impor itu memang belakangan ini sedang jadi isu panas. Pernyataan Enggar soal impor, terutama impor beras, belakangan jadi kontroversi. Bahkan hal itu sempat membuat Kepala Bulog Budi Waseso melontarkan pernyataan 'matamu'.
Enggartiasto Lukita dalam wawancara khusus dengan detikFinance menuturkan ia memutuskan bersama jajaran menteri lainnya mengizinkan kuota impor beras dari beberapa negara tetangga. Dari keputusan tersebut, banyak terjadi penolakan dan kritik. Namun, dari kondisi tersebut, Enggar mengaku tidak bisa mengambil risiko bila stok kuota bahan pangan utama, yaitu beras, tidak aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, jika stok tersedia, Indonesia tidak perlu impor beras. Namun kenyataannya, stok beras di gudang Bulog tidak aman atau di bawah 1 juta ton, sehingga ia bersama beberapa menteri lainnya sepakat menurunkan izin kuota impor beras dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama memutuskan kuota impor 500.000 ton. Kemudian rapat kedua memutuskan 500.000 ton, kemudian baru dalam rapat ketiga meminta izin 1 juta ton. Jadi total beras impor yang diizinkan masuk ke Indonesia mencapai 2 juta ton dalam tiga kali rapat koordinasi antarmenteri.
"Kalau kita tersedia, kita juga nggak harus impor. Seperti yang saya sampaikan, yang paling sederhana adalah berapa stok Bulog. Berapa yang ada di Cipinang, sementara yang di Cipinang terus menurun, Bulog terus menurun, harga terus naik apa itu yang sebagai indikatornya, maka kita harus impor," jelas dia.
Tonton juga 'Buwas-Mendag Memanas, Bamsoet: Undang ke DPR Saja':