"Secepatnya akan dipanggil. Presiden meminta supaya menteri koordinator mengundang. Sudah dilapor ke Pak Menteri. Sebentar lagi mau diundang. Duduk sama-sama, nggak boleh begitu semua harus berkoordinasi dengan baik," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara realitas, kita masih perlu impor yang pertama memang ada penyusutan lahan data terakhir 24 persen. Jadi memang secara ilmiah penyusutan pembangunan jalan tol, kawasan industri yang dibuka, kawasan perumahan itu mengurangi tanah-tanah itu sehingga secara logika data kebutuhan beras nasional yang tidak bisa diproduksi sepenuhnya oleh kita," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, Buwas mengatakan menolak impor beras lagi. Soalnya, tak ada lagi ruang di gudang untuk menampung beras. Respons Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kemudian membuat Buwas mengumpat. Enggartiasto merasa persoalan keterbatasan gudang itu bukan urusannya.
"Itu kan sudah diputuskan di Rakor Menko (Rapat Koordinasi Menteri Perekonomian) jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita," jelas dia di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9).
Baca juga: Buwas 'Ngegas', Buwas Dibela |
Mendengar respons Enggar terhadap keluhan terkait penuhnya gudang Bulog, yakni respons yang berbunyi 'bukan urusan kita', Buwas panas. Terucaplah umpatan 'matamu!'.
"Saya bingung ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Itu kita kan sama-sama negara," papar dia di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9).
Tonton juga 'Mendag Sebut Gudang Bulog Penuh Bukan Urusannya, Buwas: Matamu!':
(nkn/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini