Ma'ruf Amin: Pancasila Titik Temu, Khilafah Tertolak

Ma'ruf Amin: Pancasila Titik Temu, Khilafah Tertolak

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 18 Sep 2018 17:52 WIB
Ma'ruf Amin (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Bakal cawapres Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia harus menghilangkan konflik ideologi. Ma'ruf menyebut ideologi Pancasila sebagai titik temu, sedangkan sistem khilafah sudah tertolak.

"Pancasila itu adalah titik temu, istilah kiainya itu kalimatun sawa. Pancasila itu titik temu," ujar Ma'ruf Amin dalam sambutannya pada penutupan pembekalan caleg Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).

Ma'ruf menyinggung Undang-Undang Dasar 1945 yang pembukaannya diambil dari Piagam Jakarta. Undang-Undang Dasar 1945 menjadi dasar bernegara dengan sistem NKRI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Undang-Undang Dasar 1945 itu kesepakatan nasional, ittifaqoh wathoniyah. Kesepakatan sesama saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Karena itu, maka kita harus kembali ke pangkal agar Indonesia utuh lagi. Agar tidak ada ideologi lain, sistem lain, dan tidak ada konflik ideologis," katanya.

Menurut Ma'ruf, jika ada yang berbicara sistem khilafah, sistem tersebut bukan ditolak, melainkan tertolak. Sistem tersebut tidak dapat masuk ke Indonesia karena telah ada kesepakatan Pancasila sebagai ideologi.

"Kita ada yang berbicara khilafah, saya bilang itu khilafah bukan ditolak, tapi tertolak. 'Ter', berarti 'ter' itu otomatis nggak bisa masuk ke Indonesia karena kita punya kesepakatan. Karena itu, saya bilang Indonesia adalah negara kesepakatan. Ada yang mengatakan darul ahdi, tapi saya cenderung mengatakannya darul mitsqa," jelasnya.

Darul mitsqa yang dimaksud Ma'ruf adalah kesepakatan hidup berdampingan di tengah keberagaman.





"Apakah khilafah tidak Islami? Islami saya bilang. Karena dia ada khilafah Abbasiyah, Utsmaniyah, tapi yang Islam bukan hanya khilafah, kerajaan juga Islami. Saudi Arabia kerajaan, Yordan kerajaan, Keamiran juga, republik juga Islami, Indonesia, Turki dan Mesir," paparnya.

Ma'ruf lalu menjelaskan penyebab ditolaknya sistem khilafah adalah menyalahi kesepakatan. Kesepakatan Indonesia adalah negara kesatuan dengan ideologi Pancasila.

"Yang tertolak bukan hanya khilafah, tapi juga kerajaan juga. Karena kesepakatan kita dalam UUD 1945 Indonesia adalah negara republik, selain republik, ya tertolak," ungkapnya.





Ma'ruf berharap pada 2024 sudah tidak ada lagi konflik kepentingan sehingga Indonesia bisa makin maju.

"Kita harus kembali pada situasi Indonesia merdeka karena diletakkan dasar-dasarnya. Walaupun ada banyak aliran dan agama, akhirnya mereka menemukan titik temu itu, yakni Pancasila," imbuhnya. (nvl/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads