Kontroversi Video PSI soal Sawit Berujung Kritik dari Walhi

Kontroversi Video PSI soal Sawit Berujung Kritik dari Walhi

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 18 Sep 2018 17:14 WIB
Ilustrasi (Lutfhy Syahban/detikcom)
Jakarta - Video buatan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tentang sawit jadi kontroversi dalam beberapa waktu terakhir. Meski PSI sudah memberi penjelasan, kritik masih datang dari Walhi.

Video berjudul 'Gadget Murah Karena Sawit' diunggah di akun-akun media sosial PSI. "Dolar naik bikin harga gadget mahal. Tapi sawit bisa jadi solusinya. Gimana caranya?" tulis PSI di caption-nya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat video itu, PSI mengajak memberi dukungan terhadap ekspor komoditas, terutama sawit, karena menyumbang devisa terbesar. Menurut PSI, makin banyak kita mengekspor, rupiah jadi makin kuat dan harga barang impor, termasuk gadget, jadi murah.

"Maka kita berharap industri sawit diringankan dari berbagai biaya sehingga ekspor sawit bisa melesat lebih kencang, cadangan devisa bertambah, jadi rupiah kita kuat," tulis PSI di videonya. Video itu juga menampilkan foto jubir Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis PSI Rizal Calvary.

View this post on Instagram

A post shared by Partai Solidaritas Indonesia (@psi_id) on Sep 13, 2018 at 6:09am PDT



Video ini menjadi polemik karena PSI dianggap mendukung industri sawit yang merusak lingkungan. Lewat akun Twitter, PSI lalu memberi penjelasan termasuk bicara soal sawit hitam dan sawit putih.

"Inti video tersebut sejatinya, kami fokus pada salah satu upaya menstabilkan rupiah. Salah satu caranya dengan menggenjot ekspor. Ini semacam insentif agar defisit perdagangan kita kembali bisa diperkecil untuk memperkuat rupiah. Namun yang berkembang kemudian adalah tuduhan bahwa PSI mendukung industri sawit yang merusak lingkungan. Sekali lagi, sebenarnya fokus dari argumen kami sebenarnya bukan soal sawitnya. Itu sebabnya, kami sebut kebijakan ini hanya bersifat SEMENTARA," papar PSI pada 14 September 2018.



PSI lalu berbicara tentang aspek hitam dan aspek putih di setiap sektor bisnis. Partai yang dipimpin Grace Natalie ini tidak menampik banyak masalah lingkungan di seputar industri sawit. Namun PSI mengungkapkan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sawit.

"Faktanya, di satu sisi kekuatan ekonomi kita masih bertumpu pada industri sawit. Industri ini pada 2017 menyumbang devisa sebesar USD 23 miliar atau setara dengan Rp 300 triliun. Dalam 'era pascamigas', industri sawit menjadi primadona, disusul pariwisata," papar PSI.

"Sekali lagi kami tegaskan bahwa kami mendukung bisnis 'sawit putih' dan menolak bisnis 'sawit hitam'," sambung PSI.



Penjelasan dari PSI tidak meredakan kontroversi. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritik pengurus PSI karena dianggap tidak paham persoalan sawit, baik dalam video maupun penjelasannya.

"Kami menilai bahwa Sis Bro pengurus PSI gagal paham terhadap persoalan mendasar sawit di Indonesia, bahkan dalam konteks global, dan semakin nggak nyambung jika dihubungkan dengan tujuan video ini, agar rupiah stabil," ungkap Walhi dalam siaran pers di situsnya pada 16 September 2018.



Walhi beranggapan tidak ada istilah 'sawit putih' seperti yang diungkap PSI. PSI juga dianggap memakai argumentasi parsial dan sempit. Oleh sebab itu, Walhi memberi sederet catatan kepada PSI soal industri sawit, mulai dampak ekonomi hingga dampak lingkungan hidup.

Walhi menepis anggapan bahwa soal sektor sawit berkontribusi pada perekonomian nasional dan penerimaan pajak. Walhi juga mengutip pernyataan KPK soal biaya lingkungan hidup dari industri ekstraktif yang dinyatakan sebagai kerugian negara.

"Usulan PSI untuk menghapus pungutan sawit juga keliru. Ini membuat pengusaha sawit diuntungkan dua kali, dari nilai kurs yang meningkat dan pembebasan dari kewajiban membayar pungutan sawit," papar Walhi.



Walhi juga mengingatkan soal dampak lingkungan hidup dari sektor sawit dengan mengutip data kebakaran hutan di konsesi perkebunan kelapa sawit. Walhi menilai PSI justru menggadang-gadang model ekonomi yang usang dan rapuh.

"Sebagai partai politik baru, harusnya PSI ini muncul dengan gagasan baru yang membawa harapan bagi keselamatan masa depan bumi dan kemanusiaan yang lebih baik, demi generasi yang akan datang," tutup Walhi.




Tonton juga 'Berkaca pada Prestasi, PSI Yakin Jokowi Presiden Lagi':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads