Formappi: Demokrat dan Perindo Paling Tertutup Data Profil Caleg

Formappi: Demokrat dan Perindo Paling Tertutup Data Profil Caleg

Yulida Medistiara - detikNews
Jumat, 14 Sep 2018 12:42 WIB
Foto: Lucius Karus. (Yulida/detikcom).
Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) merilis hasil kajian anatomi DCS (daftar caleg sementara) Pileg 2019. Hasil kajiannya menemukan catatan Partai Demokrat dan Partai Perindo paling tertutup terkait data profil caleg di Daftar Caleg Sementara (DCS) KPU.

Kajian ini digelar sejak 13 Agustus 4 September 2018 dengan mengelompokkan data Silon KPU. Riset itu berdasarkan profil DCS dari website KPU.

Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, sebanyak 2.074 atau 26% caleg tidak mau profilnya dipublikasi. Sedangkan caleg tanpa data profil ada 1.457 atau 18%, sementara ada 4.460 atau 56% caleg yang telah memiliki profil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Partai Demokrat dan Partai Perindo paling banyak bahkan semua calegnya tidak ada profilnya. Di Demokrat semua ya, kalau di Perindo sekitar 550-an," kata Lucius dalam paparan Anatomi DCS Pileg 2019, di kantornya, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).


Berdasarkan data Formappi, sebanyak 570 caleg Demokrat tidak bersedia mempublikasikan datanya dan ada 3 caleg tanpa data profil. Sementara 550 caleg Perindo tidak mau mempublikasikan datanya dan 16 caleg yang menyediakan data profilnya.

Lucius mengaku tidak tahu mengapa banyak caleg yang tak mau mempublikasikan profilnya. Menurutnya dalam profil caleg yang tidak mau membuka datanya hanya tersedia data tentang jenis kelamin, domisili dan kalau pun ada pekerjaan tidak tertulis secara detail.

"Tidak dikasih tahu di website KPU. Hanya ditulis di caleg yang bersangkutan tidak mau data profilnya dipublikasikan. Jadi di data yang tidak mau dibuka itu cuma ada jenis kelamin dan domisili saja yang lainnya nggak ada," ungkap Lucius.

Ia menilai keterbukaan data profil caleg sangat penting. Hal itu, menurut Lucius, untuk menciptakan Pileg yang berintegritas supaya masyarakat dapat menilai siapa saja caleg yang dianggap kompeten.


Menurutnya caleg yang tidak mau membuka profilnya jadi tidak bisa dikritisi masyarakat. Lucius menyebut kinerja KPU untuk menyediakan keterbukaan profil caleg di Pileg ini tidak lebih baik daripada Pileg 2014.

"Mestinya sekarang itu bisa lebih baik dengan adanya Silon itu. Hanya saja saya kira banyak masalah yang menyita waktu para komisioner KPU ini misalnya meladeni tingkah pola Bawaslu yang semakin genit saya kira menjadi masalah. Untuk urusan menyiapkan informasi itu sudah ada upaya hanya saja belum ada maksimal," kata Lucius.

Ia menambahkan bila tidak ada data yang lengkap, caleg dianggap seperti menyembunyikan sesuatu. Bila masyarakat memilih caleg tanpa data profil, itu disebut seperti membeli kucing di dalam karung.



Saksikan juga video 'Gerindra Sebut Kesetiaan Demokrat Tak Perlu Dipertanyakan':

[Gambas:Video 20detik]

(yld/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads