"Kalau dengan peringatan, tembakan peringatan ke udara dia tidak mengindahkan bahkan menyerang, secara bertahap dimainkan perkap (Peraturan Kapolri) 01 sampai dengan melumpuhkan," kata Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto di depan gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
Ari mengatakan ada beberapa catatan koreksi dari simulasi ini. Polri akan terus mematangkan untuk mencegah terjadinya kerusuhan maupun yang mengganggu persidangan.
Ari menekankan Polri memiliki tahapan-tahapan dalam pengamanan. Upaya dialog dan negosiasi akan lebih dulu diutamakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkannya, Tim Anarkis akan bertindak ketika memang sudah ada berjatuhan korban, baik itu korban manusia ataupun kerusakan harta benda yang biasanya dilakukan pada saat setelah ada pembubaran.
"Setelah bubar kembali dia melakukan perusakan-perusakan, itu ada tim kita lagi, itu satgas lagi yang akan mengejar mereka," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Ari, Polri masih mengkaji soal jumlah personel yang akan dikerahkan pada pengamana Pemilu 2019 di seluruh Indonesia. Sebab, berapa menit yang dihabiskan setiap pemilih di TPS juga perlu dihitung.
"Sedang kita hitung waktu, kalau setiap orang masuk ke bilik itu berapa menit, sampai dengan penghitungan. Kalau umpamanya waktunya terlalu lebih, mungkin mungkin itu masih ada perhitungan sehingga personel yang akan dilibatkan kita masih berhitung, masih dihitung lagi," tuturnya.
Kapolri Minta Dai Bantu Jaga Keamanan Pemilu 2019':
(idh/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini