.webp)
"Paling banyak dijual itu Kakaktua jambul kuning. Banyak diselundupkan, diperdagangkan dan permintaan masyarakat sangat tinggi," ungkap Juru bicara ProFauna Indonesia Afrizal Abdi di sela kampanye publik depan Balai Kota Malang Jalan Tugu, Jumat (14/9/2018).
Dia mengatakan, ada 89 jenis Kakaktua dan burung Nuri di Indonesia. Dari jumlah itu, lanjut dia, baru 88 jenis termasuk Kakaktua putih yang sudah ditetapkan menjadi satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 20 Tahun 2018.
"Karena sudah ada dasar hukumnya, maka penangkapan dan perdagangan 88 jenis burung Kakaktua dan Nuri jelas dilarang. Termasuk bagi yang memelihara tanpa izin, bisa dikenakan hukuman," kata Afrizal.
Diungkapkan dia, perdagangan ilegal yang kerap terjadi menjadi ancaman serius bagi kelestarian burung kakaktua. Buktinya, penyelundupan 38 ekor kakaktua dibongkar kepolisian Indragiri Hilir, Riau yang hendak dibawa ke Singapura 4 September 2018 lalu.
"Burung-burung itu ditaksir bernilai Rp 380 juta, yang rencananya diselundupkan melalui Batam. Burung-burung yang dibawa adalah kakaktua putih, kakaktua raja, kakaktua seram, dan kakaktua koki," bebernya.
Menurut Afrizal, tidak membeli dan memelihara burung kakaktua merupakan cara sederhana untuk memotong mata rantai perdagangan. Karena 95% kakaktua yang diperdagangkan berasal dari alam liar.
"Berdasarkan investigasi ProFauna Indonesia, sekitar 3 ribu ekor kakaktua putih, kesturi ternate, dan nuri bayan ditangkap dari alam saat musim buah," tuturnya.
Kampanye publik oleh ProFauna bersamaan dengan Hari Kakaktua Indonesia. Sejumlah aktivis pegiat satwa dan tumbuhan tergabung dalam ProFauna menggelar aksi keprihatinan. Mereka menutup wajah dan tubuhnya bak burung kakaktua tengah diikat dan siap untuk diselundupkan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
