Bukit di Lamongan ini Diyakini Muncul Karena Ayunan Cemeti Gajah Mada

Bukit di Lamongan ini Diyakini Muncul Karena Ayunan Cemeti Gajah Mada

Eko Sudjarwo - detikNews
Jumat, 14 Sep 2018 08:55 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Warga Desa Sumengko, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan mencoba merawat alam perbukitan di desanya dengan menyulap perbukitan Gunung Bedah yang ada di desa ini menjadi lokasi wisata baru yang eksotis.

Apalagi di bukit itu tersimpan cerita warga setempat yang terus ditularkan hingga kini. Kabarnya bukit ini ada kaitannya dengan Patih Majapahit terkemuka, Gajah Mada.

"Bukit Gunung Bedah ini adalah bukit yang dipercaya oleh warga akibat ayunan cemeti dari Joko Modo, nama kecil dari Mahapatih Gajahmada, yang dipercaya kelahiran Lamongan," kata Sekretaris Desa Sumengko, Heri Suprapto, menceritakan asal-usul gunung Gunung Bedah kepada detikcom, Jumat (14/9/2018).

Heri kemudian berkisah saat itu Joko Modo ingin memandikan kerbaunya di sebuah kubangan, yang terletak di Dusun Kebon Dalem, Desa Sumengko, namun air di kubangan tersebut surut dan hanya menyisakan lumpur.


Joko Modo pun bermaksud untuk memandikan kerbaunya ke tempat yang lain. "Saat itulah jalan Joko Modo untuk mencari air terhalang sebuah perbukitan dan saat itulah Joko Modo mengayunkan cemetinya hingga membuat gunung tersebut terbelah," paparnya

Demi merawat alam dan melestarikan kisah dari mulut ke mulut itu, Heri mengungkapkan, pemerintah desa pun mengabadikan perbukitan ini sebagai lokasi wisata alternatif.

Bukit di Lamongan ini Diyakini Muncul Karena Ayunan Cemeti Gajah MadaFoto: Eko Sudjarwo

Selain untuk menjaga jejak sejarah di desa setempat, wisata Gunung Bedah nantinya juga akan dilengkapi berbagai fasilitas, di antaranya bumi perkemahan, arena panjat tebing, arena motor cross untuk anak-anak, dan berbagai permainan anak-anak lainnya.

"Makanya sekarang kita angkat sebagai tempat wisata, dan kita rawat supaya generasi muda kita tahu sejarahnya," tutur Heru.

Heri menambahkan, saat ini wisata Gunung Bedah masih memerlukan banyak pembenahan untuk menjadi destinasi wisata yang mumpuni.

"Masih banyak yang perlu kita tata. Kami juga berencana memugar makam sesepuh desa yang akan kami pugar menjadi wisata religi," akunya.


Dijelaskan secara terpisah oleh Asisten Tata Praja Setda, M. S. Heruwidi, Desa Sumengko sukses menerapkan enam tatanan unggulan, yakni Gerakan 1821, penguasaan teknologi informasi, pengembangan pendidikan dan literasi, pelayanan kesehatan, pelayanan publik, serta pengembangan pariwisata, seni budaya dan olahraga.

"Di tatanan pengembangan pariwisata, desa ini memiliki destinasi wisata baru, Gunung Bedah. Ini adalah destinasi wisata yang disetting untuk kegiatan perkemahan, panjat tebing dan jelajah alam," terang Heru.

Heru menambahkan, Desa Sumengko bahkan dipilih untuk lokasi peluncuran Program Desaku Pintar, salah satu program Pemkab Lamongan untuk mengukur tingkat kemajuannya, yang berasal dari akronim Program Desa Karakter Unggul dan Pintar.

"Desaku Pintar ini terinspirasi Program 1821 yang belum begitu memasyarakat meski telah diluncurkan sejak 2016 silam. Padahal berbagai sosialisasi telah digencarkan hingga ke tingkat desa," jelasnya.


Saksikan juga video 'Transformasi Bukit Kapur Jadi Wisata yang Kece':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.