"Ini LSI Denny JA termasuk rajin bikin survei, tapi sekaligus kami yakin Pak Denny JA juga sangat memahami bahwa survei beliau bukan kitab suci," ujar Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid (HNW) di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Hidayat mengatakan selama ini survei LSI Denny JA sering kali tidak akurat. Misalnya hasil survei di Pilgub DKI dan Pilgub Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat menambahkan masih panjang jalan menuju April 2019. Apa pun bisa terjadi, mengingat kedaulatan ada di tangan rakyat, bukan lembaga survei.
"Karena itu, lembaga survei jangan memposisikan diri sebagai pengambil kedaulatan rakyat. Sebab, kalau survei memposisikan sebagai pengambil kedaulatan rakyat, ya nggak perlu ada pemilu. Negara juga sangat hemat, rakyat tidak perlu repot. Kami para partai politik juga tidak perlu repot kampanye dan sebagainya," ujarnya.
Hidayat mengungkapkan, selama ini partainya memiliki survei yang dilakukan kalangan internal partai. Survei tersebutlah yang selama ini dijadikan tolok ukur untuk kemudian memaksimalkan kekuatan untuk mendulang suara pada pileg.
"Tapi jelas ini adalah bagian dari masukan dan kami akan jadikan sebagai masukan tanpa harus alergi tapi tanpa harus melebih-lebihkan. Dia adalah survei saja," kata Hidayat.
Survei LSI Denny JA itu dilakukan pada 12-19 Agustus 2018 dengan 1.200 responden. Survei memakai metodologi survei multistage random sampling. Berikut hasil survei LSI untuk Pileg 2019:
1. PDIP: 24,8%
2. Gerindra: 13,1%
3. Golkar: 11,3%
4. PKB: 6,7%
5. Partai Demokrat: 5,2%
6. PKS: 3,9%
7. PPP: 3,2%
8. NasDem: 2,2%
9. Perindo: 1,7%
10. PAN: 1,4%
11. Hanura: 0,6%
12. PBB: 0,2%
13. PSI: 0,2%
14. Berkarya: 0,1%
15. Partai Garuda: 0,1%
16. PKPI: 0,1%
17. Tidak Tahu/Tidak Jawab/Belum Memutuskan: 25,2% (mae/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini