Penjelasan KPU soal Dugaan Munculnya DPT Ganda

Penjelasan KPU soal Dugaan Munculnya DPT Ganda

Dwi Andayani - detikNews
Kamis, 06 Sep 2018 19:24 WIB
Komisioner KPU Viryan Aziz (Dwi/detikcom)
Jakarta - KPU menduga ada tiga faktor yang menyebabkan munculkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda untuk Pemilu 2019. Salah satunya, ada praktik administrasi yang belum sesuai aturan.

"Contoh, ada masyarakat yang sudah memiliki KTP elektronik di suatu tempat, kemudian pindah. Pindah, mengurus domisili kepindahannya, namun dimungkinkan di tempat asal masih ada datanya, dan di tempat baru sudah memiliki data sendiri," kata Komisioner KPU Viryan Aziz di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018).
Perekaman data KTP yang lebih dari satu kali juga dapat menyebabkan adanya data ganda. Menurutnya, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

"Kemudian yang kedua bisa jadi juga perekamannya lebih dari satu kali, dan ini sudah juga disampaikan oleh pihak Dukcapil. Dimungkinkan itu terjadi," ujar Viryan.
Ketiga, data ganda juga dapat disebabkan adanya proses memasukkan data yang belum selesai. Seperti adanya data yang sama tapi orangnya berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dimungkinkan terjadi karena proses entri data kita yang kurang tuntas, yang kurang tuntas maksudnya bisa saja orangnya berbeda, dan itu pernah terjadi di pilkada, setelah dicek, oh benar orangnya berbeda," tuturnya.

Sebelumnya, Bawaslu dalam pleno di KPU meminta agar penetapan DPT ditunda. Alasannya, Bawaslu menemukan 131 ribu data pemilih ganda.

Sementara itu, sekjen koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendatangi kantor KPU. Mereka menyerahkan temuan 25 juta data ganda pada Daftar Pemilih Sementara (DPS).




Tonton juga 'Koalisi Prabowo Sebut Ada 25 Juta Pemilih Ganda':

[Gambas:Video 20detik]

(dwia/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads