Seorang penumpang mengatakan, orang-orang telah menunjukkan gejala sakit saat masih berada di bandara di Dubai.
"Saya meminta sebuah masker kepada pramugari bahkan sebelum kami lepas landas, namun tak ada," ujar penumpang bernama Erin Sykes seperti dikutip media CNN, Kamis (6/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sykes mengatakan, penerbangan nonstop tersebut berlangsung mulus sehingga dia tidak yakin jika sakit massal tersebut terkait dengan turbulensi atau mabuk udara.
"Orang-orang batuk sepanjang waktu.... mereka seharusnya tak dibolehkan naik pesawat," imbuh perempuan itu.
Dikatakan Sykes, kru tidak menyampaikan apapun mengenai penumpang yang sakit, hingga sekitar 30 menit sebelum pesawat mendarat di New York, Amerika Serikat.
Penumpang lainnya, Srinivasa Rao mengaku puas akan respons yang diberikan dalam insiden tersebut. Namun menurutnya, langkah-langkah seharusnya diambil untuk memastikan para penumpang sehat sebelum naik pesawat. "Saya senang akan itu (respons), namun hal paling penting adalah bahwa mereka harusnya memeriksa orang-orang ini sebelum mereka naik ke pesawat," tuturnya.
Media-media AS melaporkan, sekitar 106 orang dari 500 orang lebih di pesawat Emirates tersebut, mengeluh sakit selama penerbangan pada Rabu (5/9) waktu setempat. Mereka mengalami batuk-batuk, demam dan muntah. Pesawat tersebut bertolak dari Dubai dan mendarat di New York pada Rabu (5/9) sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Begitu pesawat mendarat, seluruh penumpang kemudian diperiksa oleh para petugas Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS atau CDC. Setelah pemeriksaan, sebagian besar penumpang dibolehkan melanjutkan perjalanan mereka. Namun 10 orang yang terdiri dari 3 penumpang dan 7 kru pesawat harus dirawat di rumah sakit untuk dievaluasi lebih lanjut. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini