Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menepis anggapan Fadli. Bagi Eva, hampir seluruh dunia harus menghadapi keperkasaan dolar.
"Ini masalah umum, di seluruh emerging economies di seluruh dunia. Ini akibat Fed yang naikin bunga dan direspons China yang mendepresiasi yen. Ibaratnya gajah tarung, para pelanduk kejepit," ujar Eva, Selasa (4/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fadli Zon: Dolar Meroket, Jokowi Gagal |
Eva lalu membandingkan nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain. Bagi Eva, Jokowi berhasil menjaga nilai tukar rupiah tak terpuruk.
"Indonesia relatif rendah depresiasi rupiahnya dibanding Turki, misalnya, yang hancur sehingga sekarang menjadi pasien IMF. Jadi Jokowi relatif berhasil menjaga rupiah tidak anjlok seburuk yang lain-lain," jelas Eva.
Jika Indonesia dibandingkan dengan kondisi krisis moneter masa lalu, Eva memandang situasi era Jokowi jauh lebih baik. Dia lalu memberi contoh rendahnya inflasi hingga cadangan devisa yang terjaga.
"Misal ekonomi masih tumbuh, inflasi rendah, cadangan devisa masih banyak, capital inflow masih ada, dan seterusnya yang umumnya kebalikan dari sikon krisis '97," tutur anggota Komisi XI DPR itu.
Eva pun menyayangkan pernyataan yang keluar dari Fadli dan pihak-pihak yang terus menyebut ekonomi Indonesia semakin parah. Eva meminta semua yang berkomentar memakai data.
"Sayangnya, fundamental ekonomi kita yang bagus ini bisa kegerus oleh sentimen negatif yang dicoba bangun oleh oposisi. Harusnya semua pegang data, setop komoditisasi ketakutan untuk berpolitik deh. Mari bangun optimisme dan harapan bagi rakyat, data, dan fakta masih positif kok," sebut Eva. (gbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini