Kesulitan air bersih ini telah dirasakan masyarakat Desa Bakulan Kecamatan Temayang, Desa Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu, Desa Tlogohaji Kecamatan Sumberrejo, Desa Tengger Kecamatan Ngasem, Desa Sugihwaras dan Desa Jumok Kecamatan Ngraho.
"BPBD telah menyalurkan dropping air bersih ke beberapa wilayah kekeringan. Namun karena terkendala truk tangki, maka sementara hanya dua lokasi tiap harinya," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, Selasa (4/9/2018).
Menurut Plt BPBD Bojonegoro, wilayah terdampak kekeringan sangat berpotensi bertambah jumlahnya karena berdasarkan data tahun 2017, ada 26 desa dari 10 kecamatan di Bojonegoro yang dilanda kekeringan.
BPBD Bojonegoro sudah menyiapkan sejumlah anggaran untuk penyaluran dropping air bersih. Petugas telah disebar untuk melakukan pemantauan wilayah dan menyampaikan laporan secepatnya.
Warga Desa Bakulan yang mengalami krisi air bersih akibat kemarau, terpaksa mengambil air embung sejauh tiga kilometer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
![]() |
"Sudah jadi langganan sulit air disini kalau musim kemarau. sumur-sumur juga sudah semakin kering. Saat ini terpaksa ambil air dari embung yang biasanya digunakan warga untuk mengairi sawah," ujar Mutakin, salah satu warga kepada detikcom.
Kondisi sulit air bersih telah dirasakan warga sekitar satu hingga dua bulan ini. Air dari embung dimanfaatkan untuk konsumsi hewan ternak, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Setiap hari bolak-balik ambil air menggunakan jeriken dua sampai tiga kali sehari tergantung kebutuhan
Sedangkan untuk air bersih yang akan digunakan minum dan memasak, warga harus membeli dari tetangga yang sumurnya masih mengeluarkan air atau membeli air isi ulang.
Polres Bojonegoro yang mengetahui kesulitan BPBD dalam mendistribusikan air bersih, menurukan 5 truk tangki untuk membantu kesulitan warga.
Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli bersama anggotanya ikut terjun langsung membagikan air bersih yang sangat dinanti warga terdampak kekeringan.
AKBP Ary Fadli menuturkan bahwa aksi sosial yang saat ini dilaksanakan merupakan salah satu bentuk implentasi dari program 'polisi dulure dewe'.
Dimana program tersebut merupakan bentuk program sosial polisi agar lebih dekat kepada masyarakat, sehingga setelah terjadi kedekatan masyarakat akan menjadi mitra kamtibmas bagi polisi dan bersama-sama untuk menjaga situasi kamtibmas di dalam negeri.
Selain itu, mendekatkan diri dengan masyarakat, dengam aksi sosial ini juga bertujuan untuk melatih rasa empati dan peduli terhadap sesama, dimana saat ini ada sebagain warga Bojonegoro saat ini telah merasakan musibah dari dampak musim kemarau yaitu kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih di wilayah tersebut.
"Semoga dengan niat baik ini bisa menjadikan ladang ibadah tersendiri bagi kami. Dan warga yang dilanda musibah kekeringan bisa tertolong, tutur Kapolres Bojonegoro. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini