Kepala SDN 023 Pajagalan Dante Rigmala mengatakan bully tersebut terjadi pada Selasa 2 Agustus lalu. Mengetahui ada kejadian tersebut pihaknya langsung memanggil orang tua dari korban dan pelaku.
"Rabu itu saya langsung mengadakan konseling dan pembimbingan pada anak. Saya juga berdiskusi dengan para guru," ujar Dante dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (2/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung untuk meminta arahan.
"Dari dinas memberikan arahan kepada saya tentang kejadian itu dan alternatif penanganan. Orang tua diundang dan sudah bertemu. Orang tua pelaku sudah meminta maaf tetapi orang tua korban masih sangat marah," ungkap dia.
Keesokan harinya, pihak sekolah kembali mengadakan pertemuan dengan komite sekolah dan psikolog untuk penanganan kasus tersebut dengan didampingi UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bandung.
Bahkan dalam pertemuan itu turut hadir Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Bandung Ipda Denia untuk mendengarkan dan mengarahkan kasus tersebut agar bisa ditangani dengan baik.
"Sudah ada mediasi dengan orang tua korban dan pelaku. Setelah mediasi orang tua bersepakat menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan," tutur dia.
Dante memastikan sejak kejadian tersebut pihak sekolah terus melakukan pembinaan pada korban dan pelaku. Bahkan pada Jumat 31 Agustus lalu sekolah memberikan pembinaan pada seluruh siswa mengenai bully oleh guru agama.
"Dalam kasus ini semua anak adalah korban, termasuk pelakunya. Maka semuanya harus kita lindungi. Karena anak-anak berada dalam koridor pendidikan," ujar Dante.
Tonton juga 'Jadi Korban Bully, Bocah Ini Banjir Dukungan dari Selebriti':
(tro/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini