Seperti dilansir AFP, Sabtu (1/9/2018), pria bernama Naa'imur Zakariyah Rahman (21) yang berasal dari Birmingham ini berniat melakukan serangan bunuh diri. Dia disebut berencana mengebom gerbang kantor PM Inggris di Downing Street, London, kemudian membunuh para pengawal dan menyerang PM May.
Hakim Charles Haddon-Cave menyebut Rahman sebagai 'individu sangat berbahaya'. Dalam sidang yang digelar di pengadilan Old Bailey, hakim Haddon-Cave menjatuhkan vonis penjara seumur hidup dengan masa hukuman minimum 30 tahun penjara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menyusun rencana serangan, Rahman berpikir dirinya dibantu oleh anggota ISIS, namun faktanya dia berbicara dengan polisi yang menyamar. Dia mengambil sebuah objek yang dikiranya sebagai sebuah tas ransel berisi bom, saat ditangkap polisi pada November 2017 lalu.
"Sebelum penangkapannya mencegah rencananya, dia diyakini hanya berjarak beberapa hari dari tujuannya, yang tidak kurang dari serangan bunuh diri, dengan pisau dan peledak, di Downing Street dan jika dia mampu, menyerang langsung Perdana Menteri Theresa May," sebut jaksa penuntut, Mark Heywood.
Dalam percakapan via aplikasi Telegram dengan agen keamanan yang menyamar, Rahman menuturkan niatnya untuk melakukan serangan teror.
"Saya ingin melakukan bom bunuh diri di parlemen. Saya ingin berusaha membunuh Theresa May. Tujuan saya adalah menghabisi target saya. Setidaknya kematian pemimpin parlemen," ucapnya.
Kemudian kepada seorang polisi yang menyamar, Rahman menyebut dirinya hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk berlari ke gerbang Downing Street dan tujuan utamanya adalah 'memenggal kepalanya (PM May)'.
Tonton juga 'Teror Bom Hantam Lembaga Pendidikan di Kabul, 48 Siswa Tewas':
(nvc/fdn)