Namun siapa yang menyangka jika replika-replika dan terbuat dari ban bekas.
Adalah Supriyatna (45), warga setempat yang berada di balik replika beraneka ragam binatang itu. Ia pulalah yang menginisiasi ide untuk mengubah wajah kampungnya dengan replika-replika binatang tersebut.
Supriyatna sendiri mengerjakan replika-replika itu di sela waktu luangnya. Untuk satu replika minimal ia membutuhkan dua ban bekas sebagai bahan baku, sedangkan replika hewan dengan ukuran besar, bisa menghabiskan 40 buah ban bekas.
"Ban bekas saya cari di tempat-tempat pembuangan sampah. Ketika terkumpul banyak, baru saya membuat replika sesuai dengan keinginan hati," ungkap Supriyatna saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Sabtu (1/9/2018).
Untuk satu replika berukuran kecil, pria yang bekerja sebagai pemilah sampah itu mampu menyelesaikan karyanya selama 2-3 hari. Sedangkan untuk replika binatang berukuran besar, bapak dua anak ini mengaku butuh waktu sepekan, bahkan lebih.
Namun upayanya tak sia-sia. Hasil karyanya telah terpajang di sepanjang jalan kampung dan beberapa di antaranya diletakkan di pagar rumah warga. Ada beraneka burung, kodok atau kalajengking raksasa.
Goresan cat juga ditambahkan oleh Supriyatna agar replika binatang yang dibuatnya nampak asli. Banyak yang dibuat takjub dengan hasil karya Supriyatna.
"Ada beberapa orang datang untuk membeli dan menawar replika yang sudah saya buat. Katanya untuk mengisi salah satu tempat wisata. Saya menolaknya," beber Supriyatna.
Tonton juga 'Penjaringan Sulap Jadi Kampung Tematik':
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini